Selasa 22 Apr 2025 15:36 WIB

Manfaat Skrining HPV, tak Sekadar demi Kesehatan Wanita

Jumlah penderita kanker serviks di Indonesia terbanyak keempat di dunia.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita mengalami kanker serviks (ilustrasi). Kanker serviks dan kanker payudara menjadi penyakit tidak menular yang mengintai wanita Indonesia.
Foto: www.freepik.com
Wanita mengalami kanker serviks (ilustrasi). Kanker serviks dan kanker payudara menjadi penyakit tidak menular yang mengintai wanita Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skrining untuk mendeteksi Human Papillomavirus (HPV) dinilai bukan hanya sekadar tindakan menjaga kesehatan individu seorang wanita, melainkan memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Utamanya dalam mendukung tumbuh kembang anak. 

“Sebenarnya anak yang pasti berdampak, bagaimana kita bayangkan anak nanti tumbuh, mendapatkan kasih sayang, bagaimana dia mau curhat ibunya lagi sakit, ini yang harus menjadi titik balik kita kenapa kita harus melakukan skrining,” kata Koordinator Tim Kerja Surveilans Kementerian Kesehatan dr Triya Novita Dinihari alam diskusi mengenai skrining kanker serviks di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Baca Juga

Dini mengatakan, kanker serviks dan kanker payudara menjadi penyakit tidak menular yang mengintai wanita Indonesia dengan jumlah penderita terbanyak ke 4 di dunia (6,9 persen) dan ke 2 di Indonesia (17,8 persen) berdasarkan data Globocan 2022. Sebagian besar perempuan di Indonesia, kata Dini, masih enggan untuk melakukan skrining HPV karena rasa malu dan tidak nyaman saat pengambilan sampel oleh dokter atau bidan. Hal ini yang perlu dihilangkan agar cakupan skrining HPV di Indonesia bisa merata dan mencegah keganasan kanker pada kemudian hari.

“Kalau sakit kanker serviks, kanker payudara, pengobatan mahal, lama, pasti menjenuhkan, sebenarnya kalau positive thinking hasilnya akan baik, niat baik agar tahu seawal mungkin supaya tidak telat (penanganannya), yang harus dipikirkan anak kita, kalau kita sakit anak kita gimana,” kata dia.

Dini mengatakan pemerintah telah menyediakan beragam fasilitas pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi untuk perempuan menjaga dirinya dari virus HPV, salah satunya yang bisa dimanfaatkan adalah Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang bisa didapatkan dari puskesmas termasuk pemeriksaan IVA tes dan HPV DNA. Pemeriksaan ini juga tidak hanya untuk kanker serviks namun untuk semua penyakit tidak menular.

Selain itu juga telah ada inovasi pemeriksaan HPV secara mandiri dengan pengambilan sampel self sampling yang bisa dilakukan sendiri di rumah atau di pusat kesehatan. Inovasi ini untuk memenuhi target eliminasi kanker serviks WHO tahun 2030 di mana diharapkan 90 persen dari wanita sudah mendapatkan vaksinasi di sekolah, 70 persen wanita menjalani skrining dengan target sasaran dari Kemenkes yakni usia 30-69 tahun, dan 90 persen terdiagnosis dan mendapatkan terapi yang sesuai prosedur.

“Semua sudah disiapkan, tersedia meski belum sempurna, kita coba melihat di tempat lain yang tidak ada sama sekali fasilitas ini, di tempat kita jauh lebih baik,” kata Dini.

Diajuga berharap dengan disiapkan fasilitas cek kesehatan kepada masyarakat terutama wanita, bisa memastikan anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi generasi yang lebih baik di kemudian hari. Karena menyiapkan generasi yang lebih baik, berkualitas, pintar dan sehat terdapat peran ibu di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement