Ahad 25 Jul 2021 17:07 WIB

Memantau Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan stres pada orang dewasa tetapi juga anak.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan stres pada orang dewasa tetapi juga anak.
Foto: www.freepik.com.
Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan stres pada orang dewasa tetapi juga anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan kehidupan dalam keluarga akibat pandemi Covid-19, tidak hanya berpengaruh terhadap pola stres orang dewasa tetapi juga anak-anak. Hanya, anak-anak sering kali tidak bosa mengutarakan secara langsung bahwa dirinya merasakan stress akibat kondisi yang serba terbatas seperti saat ini.

Menurut Verauli, M.Psi., Psi. Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga, sering kali stress pada anak tidak dapat terlihat. Anak juga tidak bisa mengkomunikasikan secara jelas terkait perasaan mereka. Namun, orang tua juga tetap bisa memantau kesehatan mental buah hati sekaligus mengatasinya.

Baca Juga

“Anak nggak bisa bilang ‘Mah, aku stres lho’. Cek ada perubahan perilaku tidak, emosi anak jadi lebih negatif tidak sama adik dan saat berkomunikasi dengan orang tua?,” kata Vera dalam talk show bersama Cussons Kids, Ahad (25/7).

Vera melanjutkan bahwa anak-anak tetap butuh kehidupan khas di usianya, terutama usia enam tahun ke bawah. Kegiatan khas anak-anak tidak lain adalah bermain. Kegiatan bermain anak minimal lima jam sehari, perlu terdiri dari bermain aktif, pasif, jadi semuanya perlu seimbang.

Anak perlu aktif menciptakan sendiri permainan mereka, misalnya bermain rumah-rumahan, istana, bersama orang tua. Kemudian bermain pasif, bisa dengan mainan yang sudah jadi, buku cerita ataupun sarana lainnya.

Vera menambahkan kegiatan bermain bervariasi dapat membuat mental anak sehat, tetap membuat mereka semangat meraih prestasi lebih baik. Karena saat waktu bermain terpenuhi secara ideal, maka anak akan punya hasrat, motivasi belajar saat bermain, serta eksplorasi dalam dirinya.

Hal utama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengelola kecemasan dalam diri sendiri, sehingga tidak memunculkan pengaruh negatif kepada anak. Sebab, apabila orang tua justru sedang merasa cemas akibat ketidakpastian pandemi, biasanya hal tersebut akan mempengaruhi aktivitas anak di rumah.

Sebagai orang tua, penting untuk menjaga rutinitas anak. Meskipun ragam aktivitas anak berkurang akibat pandemi, sebaiknya mencari cara apa saja yang bisa dilakukan di rumah agar dapat membantu anak merasa lebih tenang.

Misalnya, sediakan waktu bermain bersama anak secara rutin. Sebaiknya, hindari juga aktivitas-aktivitas pasif, seperti duduk menonton televisi atau membiarkan anak bermain gadget terlalu lama tanpa supervisi.

“Sebab, hal tersebut akan membuat mood anak cenderung kurang baik, dan justru dapat membuat kesehatan psikologis mereka tidak berjalan maksimal,” tambah Roslina.

Kegiatan menyanyi, menari, dan bermain games, dapat menjadi beberapa cara menghilangkan kebosanan anak. PZ Cussons Indonesia menghadirkan CK Play untuk mendukung kegiatan bermain anak di rumah. Dengan demikian diharapkan anak memiliki pribadi yang kuat dan juga siap menghadapi tantangan pandemi beberapa waktu kedepan.

“Kami juga mendoakan para orang tua agar dapat terus sabar dan semangat menghadapi tantangan yang luar biasa hebat ini,” kata Raisa Maldini, Brand Manager Cussons Kids Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement