Di Amerika Serikat, konsumsi alkohol menyumbang tiga persen (52.700 pasien) kasus kanker. Beberapa gambaran di negara lain, yakni lima persen di Prancis, empat persen di Jerman, lima persen di India, enam persen di Cina, dan 10 persen di Mongolia. Kuwait tercatat paling rendah dalam daftar sebab terdeteksi kurang dari lima kasus.
Pada negara dan komunitas tertentu, minum alkohol menjadi kelaziman, meskipun temuan studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Oncology itu menunjukkan tidak ada tingkat minum alkohol yang "aman". Peneliti studi, Harriet Rumgay, menekankan pentingnya peningkatan kesadaran publik tentang hubungan konsumsi alkohol dan risiko kanker.
"Strategi kesehatan masyarakat seperti pengurangan ketersediaan alkohol, pelabelan produk alkohol dengan peringatan kesehatan, dan larangan pemasaran dapat mengurangi tingkat kanker yang disebabkan oleh alkohol," ungkap Rumgay, dikutip dari laman Independent.