REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TikTok seringkali menghadirkan tren kecantikan dengan klaim menarik sehingga membuat banyak warganet tergoda untuk mencobanya. Padahal, tren-tren tersebut bisa jadi tak efektif atau bahkan berpotensi membahayakan.
Ahli dermatologi Dr Dendy Engelman mengatakan orang-orang seringkali menunjukkan sikap segan atau takut ketika dihadapkan pada opsi terapi medis yang sudah didukung oleh bukti ilmiah. Ironisnya, mereka bisa dengan mudah mengikuti tren kecantikan viral di media sosial tanpa berpikir panjang.
"Merupakan hal yang lucu karena pasien seringkali segan untuk mencoba terapi," papar Dr Engelman, seperti dilansir Independent, Senin (21/6).
Tentu tak semua tren di TikTok dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan dan kecantikan. Akan tetapi, Dr Engelman mengungkapkan ada beberapa tren kecantikan dari TikTok yang sebaiknya tak dicoba. Berikut ini adalah tren-tren tersebut.
Slugging
Tren slugging menganjurkan orang-orang untuk tidur dalam kondisi wajah mereka diselimuti oleh Vaselin yang tebal. Tren ini mengklaim bahwa pengaplikasian Vaselin yang sangat banyak tersebut dapat membantu menghidrasi kulit.
Video yang mempopulerkan tren ini telah ditonton hingga 14,4 juta kali. Tren ini telah dipromosikan pula oleh beberapa influencer seperti Hyram Yarbro dan Cait Kiernan.
Meski populer, beberapa ahli dermatologi tidak merekomendasikan tren ini. Mereka mengungkapkan bahwa pengaplikasian Vaseline yang berlebihan di wajah semalaman dapat memberikan dampak buruk bagi kulit.
"(Tren itu) akan membuat memperburuk kondisi pori-pori tersumbat dan kemunculan jerawat," ujar Engelman.
Sunscreen Contouring
Ahli dermatologi Dr Neera Nathan mengetahui tren yang menurutnya menakutkan ini dari salah satu pasiennya. Tren sunscreen contouring ini menjadi populer karena memberikan "jalan pintas" bagi orang-orang yang malas mengaplikasikan riasan wajah.
Tren ini mengajarkan orang-orang untuk hanya mengaplikasikan tabir surya ber-SPF tinggi pada area-area yang biasanya diaplikasikan dengan highlighter. Beberapa contohnya adalah area tulang pipi dan jembatan hidung.
Selain area-area itu, tabir surya tak perlu diaplikasikan. Dengan begitu, area-area yang tidak terlindungi dengan tabir surya akan terpapar oleh sinar matahari dan warnanya berubah menjadi lebih gelap. Perbedaan warna pada area yang dilindungi dan tak dilindungi oleh tabir surya akan menciptakan ilusi seperti contouring wajah tanpa perlu menggunakan riasan.
Tren ini sangat tak direkomendasikan karena tabir surya penting untuk diaplikasikan pada seluruh bagian kulit yang terbuka dan rentan paparan sinar matahari. Penggunaan tabir surya dapat membantu mencegah risiko kanker kulit dan penuaan dini.