Senin 03 May 2021 03:05 WIB

Penjelasan Ilmuwan Tentang Efek Samping Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 tidak berbeda dengan vaksin lainnya yang memiliki efek samping.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Nora Azizah
Vaksin Covid-19 tidak berbeda dengan vaksin lainnya yang memiliki efek samping.
Foto:

Imunitas Bawaan dan Adaptif

Kekebalan khusus yang tahan lama, yang merupakan tujuan akhir dari setiap vaksinasi, dicapai hanya dengan mengaktifkan cabang kedua dari tanggapan kekebalan, yakni kekebalan adaptif. Kekebalan adaptif dipicu dengan bantuan komponen kekebalan bawaan dan menghasilkan pembentukan sel T dan antibodi, yang melindungi terhadap infeksi pada paparan virus berikutnya.

Tidak seperti kekebalan bawaan, kekebalan adaptif tidak dapat memicu peradangan, meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal itu dapat berkontribusi secara signifikan.

Pada beberapa orang, respons peradangan oleh sistem kekebalan bawaan dan adaptif ini dibesar-besarkan dan bermanifestasi sebagai efek samping. Di negara lain, meskipun bekerja secara normal, itu tidak pada tingkat yang dapat menyebabkan efek samping yang nyata.

Apa Yang Menyebabkan Respons Imun yang Berbeda?

Para ilmuwan telah memperhatikan bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun mengalami lebih sedikit efek samping terhadap vaksin. Hal ini dapat dikaitkan dengan penurunan aktivitas kekebalan bertahap terkait usia secara. Meskipun hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat antibodi yang lebih rendah, mereka tetap memiliki kekebalan terhadap virus.

Seks juga bisa berperan. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS), 79 persen laporan efek samping berasal dari wanita. Seks ini mungkin ada hubungannya dengan testosteron. Testosteron cenderung meredam peradangan dan karenanya memiliki efek samping yang terkait dengannya. Pria memiliki lebih banyak testosteron daripada wanita, yang mungkin berkontribusi pada lebih sedikitnya laporan efek samping pada pria.

Orang yang menderita penyakit radang kronis, seperti rheumatoid arthritis, penyakit radang usus besar dan multiple sclerosis, yang menggunakan obat-obatan penekan kekebalan untuk mengontrol gejala mereka, mungkin mengalami lebih sedikit efek samping karena respons inflamasi yang berkurang.

Meskipun respon imun berkurang, itu tidak berarti tidak ada. Dalam sebuah studi tahun 2020 yang membandingkan tingkat antibodi pada orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dengan mereka yang tidak, orang yang menggunakan obat penekan kekebalan menghasilkan tingkat antibodi yang lebih rendah tetapi tidak ada yang tanpa antibodi antivirus.

Efek samping vaksin tidak boleh dianggap sebagai ukuran keefektifan vaksin. Terlepas dari respons imun yang bervariasi terhadap vaksin, kebanyakan orang mencapai kekebalan terhadap virus corona pada vaksinasi, terlepas dari ada atau tidak adanya atau beratnya efek samping.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement