REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Denni Joko Purwanto mengungkapkan waktu tepat untuk mendeteksi tiga jenis kanker yang banyak dialami orang-orang di Indonesia yakni payudara, leher rahim dan kolorektal. Deteksi dini menjadi upaya penting sebagai upaya penanganan kanker dan mencegah penyakit ditangani terlambat oleh tenaga medis.
Denni, mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, 30 persen kanker dapat dikontrol apabila bisa ditangani secara dini. Pasien yang mendatangi tenaga medis pada stadium awal, bisa mendapatkan penanganan lebih dini ketimbang lanjut.
"Menunda terapi akan memperpanjang proses, stadium meningkat. Semakin tinggi stadium semakin rendah (peluang) kesembuhan," kata dokter di RS Omni Alam Sutra ini, dalam sebuah diskusi bersama media secara daring, Rabu (21/4).
Deteksi dini kanker payudara
Pada kasus pencegahan kanker payudara, Anda yang sudah berusia di atas 20 tahun sebelumnya bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan. Pemeriksaan juga bisa dilakukan dokter setiap tiga tahun pada wanita berusia 20-30 tahun dan setiap tahun pada mereka yang berusia di atas 40 tahun.
Wanita berusia di atas 40 tahun juga perlu melakukan mamografi tahunan. Kemudian, pada mereka dengan risiko tinggi seperti memiliki riwayat keluarga kanker, faktor genetik harus lebih sering menjalani skrining.
Deteksi dini kanker leher rahim
Pada kasus kanker leher rahim, Denni menyarankan deteksi dini bisa dimulai tiga tahun setelah wanita aktif secara seksual tetapi tidak lebih cepat dari usia 21 tahun. Deteksi dini kanker ini bisa dilakukan setiap tahun melalui pap smear.
Setelah usia 30 tahun, wanaita dengan pemeriksaan pap smear tahunan yang normal tiga kali berturut-turut dapat menjalani pemeriksaan deteksi dini dengan rentang setiap 2-3 tahun. Kemudian, pada wanita berusia di atas 70 tahun yang menjalani pemeriksaan pap smear dengan hasil normal tiga kali atau lebih berturut-turut dan tidak dijumpai abnormalitas dalam 10 tahun terakhir tak perlu menjalani deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolorektal
Terakhir, khusus untuk kanker kolorektal, pria dan wanita berusia di atas 50 tahun tanpa faktor risiko disarankan menjalani salah satu dari deteksi dini. Deteksi dini antara lain pemeriksaan darah samar tinja, sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun, barium enema kontras ganda setiap 5 tahun atau kolonoskopi setiap 10 tahun.
Sementara mereka dengan riwayat keluarga kanker kolorektal perlu memulai deteksi dini pada usia 40 tahun. Usia ini merupakan 10 tahun sebelum diagnosis awal kanker.
WHO menyatakan sekitar 43 persen kanker dapat dicegah melalui pola hidup sehat. Pola hidup sehat mencakup diet tinggi serat seperti memperbanyak sayuran, buah dan whole grain, mengurangi konsumsi daging merah, daging olahan dan menggantinya dengan ikan atau unggas untuk mencegah kanker saluran cerna dan payudara.
Di sisi lain, Anda juga perlu menghindari konsumsi zat kimia termasuk perasa dan pewarna demi mengenyahkan risiko terkena kanker saluran cerna, kepala atau leher. Sebaiknya hindari juga minuman beralkohol. Lakukan olahraga yang cukup untuk menghindari kegemukan yakni 30 menit sebanyak lima kali dalam seminggu dan menjaga kebersihan diri.