Rabu 21 Apr 2021 14:13 WIB

Waspadai Risiko Tidur Terlalu Sedikit pada Usia 50-an

Durasi tidur yang singkat merupakan faktor tunggal dalam peningkatan risiko demensia.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Demensia
Foto:

Seperti diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demensia merupakan sindrom di mana terjadi penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, perilaku, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jenis demensia yang paling banyak terjadi adalah penyakit Alzheimer yang mencakup sekitar 60-70 persen dari total kasus demensia.

Demensia merupakan salah satu penyebab utama disabilitas dan ketergantungan pada orang berusia lanjut di dunia. Demensia juga memiliki dampak terhadap fisik, psikologis, sosial, hingga ekonomi. Dampak ini tak hanya mengenai pasien demensia tetapi juga keluarga atau orang-orang yang mengurus pasien demensia. Demensia memang banyak dialami oleh orang berusia lanjut. Akan tetapi, demensia bukan bagian alami dari proses penuaan.

Berdasarkan data dari WHO, ada sekitar 50 juta orang di dunia yang mengalami demensia. Penambahan kasus baru demensia di dunia mencapai hampir 10 juta kasus per tahun.

Tanda awal dari demensia seringkali tak disadari karena kemunculannya terjadi secara bertahap. Beberapa gejala awal yang umum pada demensia adalah mudah lupa, lupa waktu, dan bisa tersesat di tempat yang sudah dikenal.

Terkait tidur, studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal juga menyorti pentingnya tidur bagi kesehatan. Studi ini menunjukkan bahwa gangguan tidur berat dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga hampir dua kali lipat pada perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement