Dalam riset pada 2020, Yufi meneliti 500 orang Indonesia, Malaysia, dan Filipina usia 18-25 tahun. Dalam penelitian itu, Yufi menyimpulkan kebahagiaan mereka tidak turun pada masa pandemi.
Hasil ini agak mengejutkan karena pada masa pandemi secara umum tekanan atau stres meningkat dan sebagian orang kehilangan pekerjaan. "Jawabannya ada pada karakter dan budaya orang Indonesia. "Budayanya gotong royong dan tolong-menolong," tutur Yufi.
Penyebab lain adalah kondisi hidup orang Indonesia sering diliputi ketidakpastian. Seperti Covid-19, meski tidak tahu kapan berakhirnya, dia tidak merasa tertekan karena sudah biasa mengalami ketidakpastian.
"Daya tahan atau resiliensi orang Indonesia muncul, mereka dapat bangkit lagi dari kondisi traumatis seperti saat Covid-19 ini," kata Yufi menerangkan.
Tidak tahu definisi kebahagiaan
Menurut Yufi, ada yang menarik selama sekitar 10 tahun meneliti kebahagiaan. Pada umumnya orang Indonesia tidak mengerti definisi kebahagiaan.
"Umumnya para responden tidak tahu definisinya dan bertanya balik kepada kami," kata Yufi.