REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah "WandaVision", kini giliran "The Falcon and The Winter Soldier" yang tayang di layanan streaming Disney+ Hotstar. Produser eksekutif serial, Kevin Feige, menjanjikan aksi laga keren selama enam episodenya.
Feige mengatakan, format tayangan dalam wujud serial bukan berarti tim tidak bisa membuatnya semasif seperti yang ada di karya film. Sejak episode pertama, serial sudah dimulai dengan rentetan aksi laga intens.
"Jika kami membuat serial dengan tokoh Falcon dan Winter Soldier di dalamnya, harus ada permulaan dengan laga terbaik yang bisa ditonton," ujar Feige pada konferensi pers global Senin (15/3) dini hari.
Setelah episode pertama, banyak aksi laga berlanjut hingga episode-episode berikutnya. Penonton juga akan diajak mendalami latar belakang karakter Sam Wilson alias Falcon dan rekannya, Bucky Barnes alias Winter Soldier.
Feige yang menjabat sebagai Presiden Marvel Studios menjelaskan, trauma masa lalu kerap diangkat dalam tayangan Marvel. Setelah beberapa kali konflik itu hadir di film, kini serial juga turut menjabarkannya.
Dia mencontohkan, pada Iron Man 3 ada cerita Tony Stark yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD). Menurut Feige, cerita semesta sinematik Marvel (MCU) selalu tentang eksplorasi tiap karakternya, baik suka dan duka yang dialami.
Dalam pandangan Feige, itu yang membuat tayangan Marvel tidak cuma tentang jagoan yang melawan penjahat. Beragam pengalaman serta emosi yang dirasakan para tokohnya membuat kisah lebih membumi dan dekat dengan penonton.
Kondisi serupa juga disajikan dalam serial "The Falcon and The Winter Soldier". "Sejauh ini, hal tersebut selalu menjadi jangkar yang paling penting untuk cerita apapun yang kami hadirkan," ucap Chief Creative Officer Marvel itu.