REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki kualitas tidur yang buruk menyebabkan tubuh kurang fit. Kepala Divisi Pengobatan Tidur di Rumah Sakit Brigham dan Wanita di Harvard Medical School, Charles A. Czeisler, Ph.D., MD, menyebut beberapa hal yang dapat mengganggu kualitas tidur kita.
Menurutnya, seperti dilansir laman Eat This, Kamis (4/3), pada tahun 1950-an, merokok menjadi faktor yang mengganggu kualitas tidur. Namun demikian, dewasa ini, ponsel pintar, televisi, tablet, dan gawai lainnya yang memiliki sinar panjang gelombang yang lebih pendek, membuat kita kesulitan mendapatkan jam tidur kita yang normal.
"Kami telah meningkatkan paparan cahaya per kapita kami dengan urutan besarnya. Orang yang meninggal pada 9/11, dua kali lebih banyak yang meninggal dalam kecelakaan kendaraan bermotor setiap tahun di AS saja karena kurang tidur,” kata Czeisler.
Dia mengatakan, ada sekitar 60.000 cedera di jalan raya yang disebabkan oleh pengemudi yang kurang tidur. Selain itu, kebanyakan orang saat ini semakin mengalami kelebihan berat badan karena kita kurang tidur.
“Saat tidur turun, lingkar pinggang naik. Saat Anda tidak cukup tidur, otak Anda masuk ke mode kelaparan,” kata dia.
Czeisler juga mengatakan, meletakkan ponsel di dekat kita, akan menekan pelepasan neuron pemacu tidur dan pelepasan melatonin dari tubuh. Melatonin adalah zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan kita mengantuk. Sementara neuron justru mengaktifkan gairah agar kita tetap terjaga. Dia pun menyarankan untuk memindahkan ponsel ke ruangan lain.
Lalu, alkohol dan kafein juga mengganggu kualitas tidur. Kecemasan dan depresi, serta kurang berolahraga, juga lebih mungkin membuat tidur kita tak nyenyak.
Uniknya, penelitian baru menunjukkan, jika seorang meditator memiliki kebiasaan untuk berlatih selama 30 menit sehari, setiap lima hari dalam satu pekan, mungkin sebenarnya dia mengalami tidur yang lebih buruk.
Menurut beberapa penelitian dan pakar kesehatan, hal lain yang dapat menurunkan kualitas tidur adalah makan malam terlalu larut. Sebab, saat kita makan, respons insulin tubuh mulai bekerja. Hal ini dapat memicu perasaan terjaga dan mengganggu ritme alami tubuh.
"Saat kita makan larut malam, otot yang mencerna dan memetabolisme makanan kita harus tetap bekerja saat mereka harus istirahat," kata ahli diet di Cone Health Nutrition and Diabetes Management Kate Watts, MS, RDN, LDN, CDE.
Hal ini dapat menunda kemampuan untuk tertidur. Lalu hal ini juga dapat mencegah dari tahap tidur nyenyak dan nyenyak yang dibutuhkan untuk menyegarkan diri keesokan harinya.