REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur teratur di jam yang sama merupakan salah satu faktor penting dalam pola hidup sehat. Sebaliknya, tidur yang tidak teratur dapat memunculkan beberapa masalah yang mengganggu kesehatan, termasuk kesehatan mental.
Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang melibatkan 2.115 dokter sebagai partisipan dengan rerata usia 27 tahun. Studi ini dilakukan ketika para dokter masih berada di tahun pertama pelatihan menjadi dokter.
Selama masa studi, peneliti melakukan pengukuran pola tidur dari para partisipan. Seperti diungkapkan melalui jurnal npj Digital Medicine, pemantauan ini dilakukan dengan memanfaatkan alat pemantau tidur yang dikenakan oleh partisipan, aplikasi ponsel pintar, dan pengisian survei.
Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan dengan jam tidur yang tak teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi. Risiko yang sama juga dimiliki oleh partisipan yang mengalami kurang tidur.
"Temuan ini menyoroti konsistensi tidur sebagai faktor yang kurang diperhitungkan untuk menyasar masalah depresi dan kesejahteraan," jelas ahli saraf dari University of Michigan Srijan Sen, seperti dilansir Science Alert, Rabu (24/2).
Tim peneliti menyimpulkan bahwa temuan ini menyoroti pentingnya menjaga ritme jam biologis tubuh bagi kesehatan mental. Hal ini sama pentingnya dengan durasi jam tidur bagi kesehatan mental.
Studi ini juga sejalan dengan studi sebelumnya yang mengungkapkan bahwa pengabaian terhadap jam biologis tubuh dapat merusak suasana hati. Hal tersebut juga dapat meningkatkan risiko depresi seiring dengan berjalannya waktu.
Berdasarkan studi-studi tersebut, penting untuk membiasakan bangun dan tidur di jam yang sama setiap harinya. Dengan begitu, diharapkan suasana hati dapat terjaga dengan lebih baik.