Selasa 26 Jan 2021 15:37 WIB

Sering Diare Disertai Darah, Perlu Curiga Kanker Kolorektal

Ahli meminta diare dan sembelit disertai darah tidak hanya dianggap ambeien

Penyakit diare (ilustrasi). Saat Anda mengalami diare, sembelit terus menerus, disertai feses berdarah sebaiknya perlu curiga ini tanda kanker kolorektal atau kanker yang terjadi pada bagian kolon (bagian terpanjang pada usus besar) atau rektum (area akhir usus besar sebelum anus).
Foto:

Pengobatan kanker kolorektal

Pengobatan kanker kolorektal dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi pengobatan yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal), lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut).

Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rektum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran. Sedangkan pada kondisi metastasis, tindakan kemoterapi menjadi pengobatan utama.

Operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi, tidak banyak, berukuran kecil serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut. Caranya, dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).

Lebih lanjut, kemoterapi bukan satu-satunya obat yang diberikan untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut. Saat ini muncul obat-obatan lain yang dikelompokkan dalam terapi target sebagai tambahan pada kemoterapi yang diberikan untuk menambah efektifitas pengobatan yang pada akhirnya diharapkan memperpanjang ketahanan hidup pasien kolorektal yang sudah bermetastasis jauh.

"Pasien kanker kolorektal yang sudah bermetastasis jauh semestinya mendapatkan pengobatan dalam rangka paliatif dan memperpanjang ketahanan hidup yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia kedokteran berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan berbagai obat yang dapat mencapai tujuan tersebut," kata Ikhwan.

Selain kemoterapi, imunoterapi disebut sebagai teknologi terbaru dan untuk kanker kolorektal setelah dengan melanoma dan paru. Imunoterapi diberikan pada kanker-kanker yang memiliki antigenisitas tinggi. Salah satu tanda adanya antigenisitas tinggi adalah tingginya program death ligand (PDL)-1 yang tinggi persentasenya.

"Gampangnya, imunoterapi ini berguna mengaktifkan kembali sel imun untuk membunuh sel kanker dengan cara menghambat ikatan yang terjadi antara sel imun dan kanker karena sebagai upaya sel kanker bertahan hidup dari sel imun," kata Ikhwan.

 

Ikhwan menekankan personalised medicine atau pengobatan yang dipersonalisasikan pada kanker kolorektal karena bisa memberikan ketahanan hidup yang lebih panjang bagi pasien kanker kolorektal yang bermetastasis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement