Jumat 01 Jan 2021 16:25 WIB

Penyintas Covid-19 Diusik Bau Amis dan Belerang, Apa Sebab?

Long hauler Covid-19 melaporkan hidungnya terus mencium bau amis dan belerang.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Ikan. Bau amis dan belerang terus tercium oleh penyintas Covid-19 yang termasuk long hauler.
Foto:

Sementara itu, Kumar menyebut, ribuan pasien di seluruh Inggris sedang dalam perawatan karena kehilangan penciuman, anosmia, dan beberapa mengalami penciuman bau tidak sedap yang terkait dengan parosmia. Bau yang menyimpang pasien kata dia berasal dari "halusinasi penciuman."

Awal musim semi 2020, Kumar dan pihak THT Inggris melaporkan semakin banyak pasien yang datang ke klinik dengan keluhan kehilangan indra penciuman yang tiba-tiba. Kumar mengatakan, organisasi tersebut termasuk yang pertama mensinyalir bahwa hilangnya penciuman pasien disebabkan oleh infeksi virus corona.

Menurut Kumar, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 memiliki afinitas terhadap saraf di kepala, khususnya saraf yang mengontrol indra penciuman. Ia menyebut, virus kemungkinan juga memengaruhi saraf lain, misal neurotransmiter yang mengirim pesan ke otak. "Artinya, virus memengaruhi saraf di hidung bagian atas," ujar Kumar.

Salah seorang pasien Inggris, Daniel Saveki (24 tahun) mengeluhkan gangguan indra penciuman. Dia mencium bau seperti sesuatu yang terbakar, seperti belerang. Saveki sempat kehilangan indra penciuman selama dua pekan pada Maret lalu. Pasien lain, yang berusia pertengahan 50-an, menggambarkan keluhan ini sebagai hal yang menjijikan.

"Kebanyakan hal berbau menjijikkan, bau manis yang memuakkan ini sulit dijelaskan karena saya belum pernah menciumnya sebelumnya," kata Lynn Corbett asal Selsey, Inggris kepada Sky News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement