Kamis 29 Oct 2020 22:25 WIB

Deden Siswanto Bawa Warna Lembut di Modest Fashion ISEF 2020

Warna-warna lembut yang diusung menjadi yang pertama kali bagi karya Deden.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Belasan perancang busana dan jenama aksesori Indonesia menghadirkan koleksi modest fashion di ajang peragaan busana virtual Mercedes-Benz Fashion Week Russia, Jumat (23/10) petang. Acara merupakan rangkaian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Sektor Fesyen.
Foto: Dok ISEF
Belasan perancang busana dan jenama aksesori Indonesia menghadirkan koleksi modest fashion di ajang peragaan busana virtual Mercedes-Benz Fashion Week Russia, Jumat (23/10) petang. Acara merupakan rangkaian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Sektor Fesyen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer Deden Siswanto menjadi salah satu desainer yang menampilkan koleksinya di ajang Modest Fashion Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020. Dalam pagelaran busana tersebut, Deden menyajikan pakaian dengan warna-warna di luar kebiasaannya.

“Saya mengangkat warna-warna lembut, seperti soft pink atau biru langit. Ini pertama kalinya dan ini di luar kebiasaan saya,” ungkap Deden, saat konferensi pers secara virtual pembukaan Modest Fashion ISEF 2020, Rabu (28/10).

Baca Juga

Deden yang biasa menggunakan warna-warna gelap dan kuat itu mengaku lebih tertantang saat membuat desain pakaian di luar warna-warna itu. Dengan warna-warna yang cerah itu, dia yang mewakili Bank Indonesia Sulawesi Selatan itu menamai koleksinya dengan nama “Seeing The Light.”

Meskipun dia bermain dengan warna yang cerah, dia tak meninggalkan ciri khas potongan yang dia buat. Dengan potongan oversize atau ukuran besar sesuai dengan ciri khas desainnya, keenam tampilan ini cocok dikenakan bagi muslimah baik yang memiliki tubuh kecil maupun besar.

Oversize untuk memudahkan wanita-wanita muslimah tidak harus terlalu konsentrasi dengan dietnya, jadi ini bisa menjadi kelebihan dari pakaian ini,” tutur Deden.

Uniknya, Deden bermain dengan motif yang menggunakan teknik quilting pada kain-kain lagosi Sulawesi Selatan. Secara khusus, dia membuat keenam pakaian itu untuk musim penghujan.

Deden mengatakan, dia benar-benar mengoptimalkan kain-kain yang diberikan, meskipun dia meyakini pengkombinasian kain akan lebih bagus. Hanya saja, kali ini dia mengaku ingin mendominasi kain lagosi untuk mempersembahkan kain khas Sulawesi Selatan ini.

“Terinspirasi dari pakaian-pakaian outdoor. Konsepnya sendiri adalah dynamic urban style  Bisa dipakai outdoor jaketnya, dan cuaca dingin akan nyaman dipakainya,” jelas dia.

Dengan menggunakan kain tradisional yang dipotong secara modern, Deden berharap pakaian ini bisa menunjang penampilan yang lebih mengesankan sporty. Hal itu pun ditunjang dengan sepatu yang didukung oleh Akar yang menampilkan kesan manis namun sporty.

Selain Deden, beberapa desainer lainnya juga ikut menyemarakkan pagelaran tahunan ini, di antaranya adalah Dibya, Sofie, Irna Mutiara, Alvy Oktrisni, Neera Alatas, dan Lisa Fitria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement