Selasa 07 Mar 2023 15:36 WIB

Kain Khas Nusantara Ramaikan Pembukaan Muffest+ 2023

Semua yang ditampilkan, gaya busana tertutup dan tak mengekspos tubuh berlebihan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Pengunjung memilah busana yang dijajakan di salah satu stan pameran busana muslim pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023 di The Westin Jakarta, Selasa (7/3/2023). Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 150 jenama lokal dengan menampilkan beragam koleksi produk dari perancang dan pengusaha mode Indonesia dengan tujuan mempromosikan produk fesyen nasional yang berlangsung hingga 10 Maret mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah busana yang dijajakan di salah satu stan pameran busana muslim pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023 di The Westin Jakarta, Selasa (7/3/2023). Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 150 jenama lokal dengan menampilkan beragam koleksi produk dari perancang dan pengusaha mode Indonesia dengan tujuan mempromosikan produk fesyen nasional yang berlangsung hingga 10 Maret mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aneka busana modest fashion yang mengkreasikan wastra atau kain khas Nusantara ditampilkan pada pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest+) 2023 pada Selasa (7/3/2023). Acara tahunan tersebut berlangsung di The Westin, Jakarta, selama empat hari, Selasa-Jumat (7 hingga 10 Maret 2023).

Di catwalk, para model memeragakan berbagai busana santun yang elegan dengan sentuhan kain khas seperti batik, tenun sulam, dan tenun ikat. Semua yang ditampilkan adalah modest fashion, yaitu gaya busana tertutup yang tidak mengekspos tubuh dan kulit secara berlebihan.

Baca Juga

Sejumlah karya fashion itu dihadirkan oleh Opie Ovie X Batik Papringan, Deden Siswanto X Viera Sutra Alam, Sofie X Tenun Bandoel Kediri, Rosie Rahmadi, dan Raegitazoro. Ada juga kolaborasi desainer Wignyo dengan Bank Indonesia kantor perwakilan Jember, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Jenama lain yang turut berpartisipasi di peragaan busana pembukaan Muffest+ 2023 adalah ALLLY by Aldre & Galih Soedirdjo, Rya Baraba, serta Kursien Karzai. Dari luar negeri, ada desainer Bandid Lasavong asal Laos yang menampilkan deretan busana autentiknya.

Setiap koleksi memiliki keunikan dan cerita masing-masing. Misalnya, batik Papringan berasal dari Desa Papringan di Banyumas, yang dulunya dikenal sebagai desa pengobeng. Pengobeng merupakan sebutan untuk buruh batik yang tugasnya membatik kain mori hingga setengah jadi (belum terwarnai).

Ada pula koleksi kolaborasi Deden Siswanto dan Viera Sutra Alam, yang mengusung batik tenun sulam. Wastra tersebut memadukan dua teknik dalam proses pembuatannya. Ada teknik menyulam yang menghasilkan motif di dasar kain tenun, lalu diproses dengan memasukkan unsur batik tulis pada kain tenun sulam.

Pada koleksi "Sofie X Tenun Bandoel Kediri", yang dipakai adalah tenun ikat dari Bandar Kidul, Kediri, yang sudah ada sejak 1950-an. Sofie atau Hadriani Ahmad Sofiyulloh, sang desainer, menghadirkan delapan look dari kain tersebut, yang semuanya merupakan pakaian ready to wear.

Kain tenun Bandoel dengan berbagai motif geometris dikreasikan Sofie menjadi deretan busana modest dengan kesan tegas dan sporty. "Ada outer, jaket, long coat, juga kulot panjang. Sengaja ambil warna-warna gelap supaya mudah dipadu-padankan," kata Sofie kepada Republika.co.id di sela acara.

Selain peragaan busana pada acara pembukaan, Muffest+ 2023 menghadirkan total tujuh fashion parade dan sembilan show exclusive. Terdapat 200 desainer dan 150 jenama yang berpartisipasi dalam keseluruhan rangkaian acara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement