REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sean Ono Lennon, putra dari mendiang musisi John Lennon, merilis album berisi karya-karya sang ayah. Album Gimme Some Truth. The Ultimate Mixes diluncurkan pada 9 Oktober, pada hari ulang tahun John Lennon yang ke-80.
Album berisi 36 tembang yang dipilih Sean bersama ibunya, Yoko Ono. Sean yang bertindak sebagai produser sekaligus produser eksekutif itu menganggap prosesnya sangat menakutkan dan mengintimidasi, tapi menjadi terapi tersendiri.
Sean punya dua tujuan utama yang membuatnya tetap bertahan, yakni melanggengkan pesan sang ayah dalam lagu-lagunya dan membantu agar audiens dari generasi yang lebih muda bisa mengenal karya-karya mendiang John Lennon.
Here’s my cover of Isolation to celebrate dad’s 80th bday! This song is like a documentary about 2020! Let’s bring Truth back in style! #gimmesometruth @johnlennon https://t.co/7QfT2pY7Wg
— Sean Ono Lennon (@seanonolennon) October 9, 2020
Sean dan Yoko berkolaborasi dengan music engineer sekaligus mixer Paul Hicks untuk mempertahankan esensi lagu-lagu Lennon. Menurut Sean, dia menjadi jauh lebih kuat setelah melalui semua prosesnya.
"Saya tahu ini akan menjadi introspektif. Sejujurnya, saya takut membahasnya. Saya takut mengacaukan segalanya, atau tidak membantu, atau terlalu sulit secara emosional untuk mendengarkan suara ayah saya berulang kali," ungkap Sean.
Terutama, pada proses penggarapan lagu "Double Fantasy" yang memicu seluruh memori masa kecil Sean. Kala itu sangat sulit bagi Sean karena bertepatan dengan meninggalnya John. Itu sebabnya dia memiliki banyak hambatan mengerjakan rekaman.
Namun, pada akhirnya itu seperti katarsis dan terapi yang sangat menyembuhkan. Sean sangat senang bisa melakukannya. Dia pun tidak akan mendengar ulang lagu-lagu sang ayah tanpa adanya proyek karya seni tersebut.
Gimme Some Truth. The Ultimate Mixes mencakup lagu-lagu Lennon usai The Beatles, mulai dari "Imagine", "Woman", hingga "What's Gets You Thru the Night". Album akan dirilis secara digital serta fisik dalam bentuk CD dan vinyl.
Menurut Sean, pengerjaannya sangat mendalam dan indah. Dia belum pernah mendengarkan lagu multi-track dalam versi asli sebelumnya. Mendengar suara sang ayah atau hanya instrumental musiknya tetap luar biasa baginya.
Sean merasa agak gugup karena harus 'bermain-main' dengan musik yang sangat disukai banyak orang, juga amat klasik dan abadi. Ada semacam tekanan di sana, tapi keyakinan bahwa musik ayahnya tak terlupakan memberikan semacam motivasi.
Terutama, lagu "Gimme Some Truth" yang merupakan track andalan. Dia pun menyadari akan ada anggapan sinis dari sejumlah pihak, yang berasumsi orang-orang sudah tahu lagu-lagu tersebut, tapi Sean menampiknya.
"Tidak, mereka tidak tahu. Ada banyak anak yang tidak tahu perbedaan antara Ringo dan Paul. Ada banyak anak yang tidak tahu perbedaan antara Mick Jagger dan ayah saya," ucap Sean, dikutip dari laman AP, Sabtu (10/10).
Sean pun senang bekerja dengan ibunya. Menurut Sean, bos dalam proyek itu adalah ibunya. Dia hanya mencoba membantu. Sean kerap berada di studio sejak masih kecil sehingga dia familier dengan cara kerja di sana.
Satu hal yang menarik, sang ibunda mengatakan ayahnya tidak menyukai vokalnya sendiri. John Lennon beranggapan memamerkan vokal adalah hal terburuk yang dilakukan musisi. Menurut John, akan lebih baik jika orang-orang mendengar lirik dan musiknya.
Album turut memuat "Beautiful Boy (Darling Boy)", lagu yang diciptakan John untuk Sean. Menggarap kembali lagu itu, Sean mengaku canggung dan aneh. Pasalnya, dia sudah dewasa dan bukan lagi bayi manis yang tersenyum pada semua orang.
Tetap saja Sean tersentuh mendengarkannya lagi. Pada akhir lagu, John mengatakan "selamat malam, Sean". Itu selalu mengingatkan Sean pada kebiasaan sang ayah mendampinginya sebelum terlelap di malam hari.
"Dia punya semacam ritual, caranya menidurkan saya. Dia akan menyalakan lampu seirama dengan suaranya, jadi suaranya seperti mengendalikan cahaya. Lalu mereka akan keluar. Saya punya kenangan yang menyenangkan," kata Sean.