Senin 27 Jan 2025 09:35 WIB

Khawatir Penyalahgunaan AI, Paul McCartney Minta Pemerintah Inggris Lindungi Musisi

Menurut Paul McCartney, AI dapat menjadi ancaman serius bagi seniman.

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Qommarria Rostanti
Paul McCartney. Paul McCartney menyuarakan kekhawatirannya terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta di Inggris yang dinilai dapat merugikan seniman.
Foto: AP
Paul McCartney. Paul McCartney menyuarakan kekhawatirannya terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta di Inggris yang dinilai dapat merugikan seniman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan personel The Beatles Paul McCartney menyuarakan kekhawatirannya terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta di Inggris yang dinilai dapat merugikan seniman. Dalam perubahan yang diusulkan, perusahaan teknologi akan diizinkan untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) mereka menggunakan konten yang tersedia secara daring, kecuali pemilik hak cipta secara aktif menolak.

Dalam kutipan wawancara dengan BBC, McCartney mengatakan pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk melindungi musisi dan seniman lainnya. “Kami adalah rakyat, Anda adalah pemerintah. Tugas Anda seharusnya melindungi kami. Itu adalah tugas Anda. Jadi, jika Anda membuat undang-undang, pastikan Anda melindungi para pekerja kreatif, seniman kreatif. Kalau tidak, mereka akan hilang,” kata McCartney dalam pernyataannya, seperti dilansir TechCrunch, Senin (27/1/2025).

Baca Juga

Meski tidak sepenuhnya menolak penggunaan AI, musisi legendaris itu mengingatkan bahwa teknologi ini dapat menjadi ancaman serius bagi seniman. Utamanya ancaman bagi seniman pendatang baru.

“Anak muda bisa menciptakan lagu yang indah, tapi mereka tidak memilikinya, mereka tidak mendapat apapun darinya, dan siapapun bisa saja mencurinya,” ujarnya.

McCartney sebelumnya memanfaatkan AI untuk menyempurnakan demo lama John Lennon dan menciptakan apa yang disebutnya sebagai rekaman Beatles terakhir. Namun dia menegaskan AI harus digunakan dengan menghormati hak cipta dan memberikan keuntungan finansial kepada seniman, bukan perusahaan teknologi.

“Penghargaan finansial dari sebuah karya seni harus diberikan kepada penciptanya, bukan kepada raksasa teknologi,” kata McCartney.

Ia juga menyoroti masalah keuangan yang dapat timbul akibat perubahan ini. “Uang dari karya mereka mengalir entah ke mana. Padahal penghargaan finansial dari menciptakan lagu hit seharusnya diberikan kepada seniman, bukan hanya kepada raksasa teknologi di luar sana,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement