REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeran serial "Wednesday" Jenna Ortega mengungkapkan kegelisahannya terhadap penggunaan kecerdasan buatan (Al) dalam pembuatan film. Berbicara dalam konferensi pers di Festival Film Marrakech 2025, ia mengatakan perkembangan Al membuat dirinya merasa takut akan ketidakpastian.
"Kita sebagai manusia selalu cenderung melampaui batas. Sangat mudah untuk merasa takut, saya juga merasa begitu, terhadap ketidakpastian yang sangat dalam. Dengan Al, rasanya seperti kita telah membuka kotak Pandora," kata dia seperti dilansir laman NME, Senin (1/12/2025).
Meski begitu, Ortega berharap Al justru dapat menggerakkan para seniman untuk memperjuangkan karya mereka. "Di masa yang sulit dan membingungkan, sering kali para seniman terdorong untuk berbicara lebih keras, berbuat lebih banyak, dan memunculkan semangat baru. Saya ingin percaya bahwa itu yang akan terjadi," kata dia.
Menurut Ortega, ada aspek-aspek kemanusiaan yang tidak dapat digantikan mesin. Oleh karena itu, ia pun berharap publik pada akhirnya akan merasa jenuh dengan produk Al sehingga kembali menghargai karya manusia.
"Ada keindahan dalam kesulitan dan dalam kesalahan, dan komputer tidak bisa melakukan itu. Komputer tidak punya jiwa," kata dia.
Isu penggunaan Al terus menjadi perdebatan di industri hiburan. Pada September lalu, aktor dan komedian Belanda Eline Van der Velden menimbulkan kontroversi setelah memperkenalkan Tilly Norwood, aktris Al yang disebut-sebut bisa menjadi karakter buatan pertama yang ditandatangani agensi bakat.
Langkah tersebut menuai kritik dari sejumlah aktor, termasuk Emily Blunt dan Natasha Lyonne. Morgan Freeman juga menyuarakan keberatannya.
"Tidak ada yang menyukainya karena dia tidak nyata dan mengambil peran darì manusia. Itu tidak akan bekerja dengan baik di film maupun televisi. Tugas serikat adalah menjaga aktor tetap bekerja, jadi akan selalu ada konflik," kata dia.
Sutradara James Cameron, yang tertarik pada potensi Al untuk menurunkan biaya produksi, mengungkapkan bahwa ia tetap waspada terhadap kemungkinan masa depan ala Terminator. Cameron menegaskan bahwa Al tidak akan mampu menggantikan kebutuhan akan seniman dan aktor manusia.
Industri musik juga mengalami tren serupa. Xania Monet, artis Al, menjadi musisi Al pertama yang berhasil masuk dalam tangga lagu Billboard setelah memperoleh cukup banyak pemutaran radio di Amerika Serikat. Monet dilaporkan telah menandatangani kontrak bernilai jutaan dolar dengan Hallwood Media. Sementara itu, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa 97 persen orang tidak dapat membedakan musik buatan Al dari musik yang dibuat manusia.
View this post on Instagram