REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memulai pagi dengan secangkir kopi mungkin menjadi bagian dari ritual harian seseorang. Minuman ini memang memberikan sentakan kafein yang membuka mata, tetapi juga ada dorongan penyerta lain yang biasanya dirasakan.
Sekitar sepertiga dari peminum kopi diketahui merasa mules dan menjadi 'ingin ke belakang' usai minum kopi. Setelah menghabiskan cangkir kopi pertama, sebagian orang merasa perutnya terstimulasi sehingga beranjak ke kamar mandi untuk buang air besar (BAB). Sejumlah orang yang sudah mengetahui efek ini bahkan sengaja memilih untuk minum kopi saat perut kosong agar BAB-nya menjadi lancar.
Jadi, mengapa kopi membuat sebagian orang mulas dan ingin buang air besar? Ada beberapa alternatif jawaban untuk pertanyaan itu. Alasan pertama adalah karena kafein merangsang usus besar dan mendorong sistem pencernaan ke kecepatan tinggi.
Hal itu terutama terjadi saat minum kopi dalam kondisi belum memakan apapun. Secangkir kopi mengandung sekitar 95 miligram kafein, cukup banyak dibanding Cola yang hanya memuat sekitar 35 miligram. Itu sebabnya kopi lebih membuat seseorang ingin lari ke toilet.
Sebuah studi menemukan bahwa secangkir minuman kopi polos membuat usus besar 60 persen lebih aktif, dibandingkan saat minum air putih. Sementara, kopi berkafein membuat usus besar 23 persen lebih aktif daripada kopi tanpa kafein.
Meski demikian, kafein bukan satu-satunya komponen yang berperan menstimulasi perut. Ada pula penyebab lain, yakni tingkat keasaman kopi dan bahan kimia yang terkandung di dalam kopi, yang juga dapat merangsang otot-otot di usus.
Menurut American Chemical Society (ACS), kopi menyebabkan perut mengeluarkan lebih banyak asam lambung, senyawa pencernaan yang membantu memecah protein. Kombinasi ini dapat menyebabkan perut membuang isinya lebih cepat ke usus.
Itu akan mempercepat seluruh proses dalam sistem pencernaan sehingga ingin BAB lebih lekas. Selain itu, hormon gastrin dan kolesistokinin yang membantu tubuh mencerna makanan, juga bisa bertanggung jawab atas kontraksi usus besar.
Kedua hormon itu memicu pergerakan makanan dan meningkatkan produksi empedu untuk memecah makanan. Dengan alasan yang belum terungkap dalam sejumlah studi, mengonsumsi kopi telah terbukti meningkatkan kadar kedua jenis hormon tersebut.
Faktor penyebab ingin BAB lain yaitu apabila kopi yang diminum mengandung produk susu. Apabila seseorang memiliki intoleransi produk susu, pemicu dia ingin BAB mungkin sama sekali karena elemen kopi.
Berdasarkan data dari US National Library of Medicine, sekitar 65 persen orang dewasa di AS mengalami penurunan kemampuan mencerna laktosa atau gula susu. Kondisi demikian dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, kembung, dan diare.
Terlebih, susu dan krimer adalah tambahan yang umum untuk kopi harian. Jadi, jika seseorang memiliki sensitivitas terhadap produk susu yang tidak terdiagnosis, mungkin itulah yang menyebabkan ingin terburu-buru ke kamar mandi.
Secara garis besar, para ilmuwan sudah lama mengetahui kopi membuat beberapa orang merasakan dorongan BAB lebih mendesak dari yang lain. Akan tetapi, belum ada penjelas tepat apakah penyebab utamanya kimiawi, hormonal, atau kepekaan makanan.
Pun belum ada laporan mengenai efek negatif akibat BAB setelah minum kopi. Para peneliti hanya menyarankan seseorang menikmati secangkir kopi pagi sambil memastikan ada kamar mandi di dekatnya, dikutip dari laman All Recipes, Kamis (6/8).