REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir setiap pekerja kreatif pasti senang menyeruput kopi. Entah itu seniman, penulis, hingga aktor.
Hal ini melahirkan kiasan bahwa kafein seolah bisa membantu mereka untuk berpikir lebih kreatif. Namun, benarkah demikian?
Dilansir melalui slashgear, Rabu (11/3), sebuah studi baru dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa kafein kemungkinan tidak membantu tingkat kreativitas para pekerja kreatif. Namun, kafein memang mampu menciptakan energi dan membuat peminumnya bisa terus terjaga.
Penelitian itu melibatkan 80 peserta, beberapa di antaranya diberi plasebo, dan yang lain diberi 200 mg kafein. Para peneliti melihat dampak kafein terhadap dua jenis pemikiran, yakni divergen dan konvergen.
Dalam hal ini, pemikiran konvergen adalah pola pikir terkait produktivitas, menyelesaikan pekerjaan, dan memecahkan masalah. Sementara pemikiran divergen adalah apa dianggap kreatif, yakni proses berpikirl yang melibatkan munculnya respons atau solusi baru dan menarik untuk sesuatu.
Dengan menggunakan sesuatu yang mereka gambarkan sebagai ukuran standar dari dua jenis pemikiran itu, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang diberi 200 mg kafein tidak menunjukkan dorongan apa pun dalam pemikiran yang berbeda. Artinya, kafein tidak meningkatkan kreativitas.
Namun, kafein memang meningkatkan pemikiran konvergen. Kemudian ditemukan juga peningkatan kualitas suasana hati dari para peserta.
Mengkonsumsi kafein tidak dikaitkan dengan peningkatan kerja memori yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan, walaupun kafein mungkin baik untuk meningkatkan produktivitas, tetapi kafein mungkin tidak membantu siapa pun meningkatkan kreativitas mereka dalam menghasilkan ide-ide baru.
Namun, jika ingin fokus untuk menyelesaikan masalah, kafein bisa bermanfaat bagi orang-orang kreatif yang perlu fokus pada pekerjaan mereka.