REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin pernah merasa mulas dan ingin buang air besar (BAB) sesaat setelah minum kopi. Hal ini membuat banyak orang mengira kopi sebagai minuman pemicu BAB atau bersifat laksatif. Benarkah?
Menurut ahli gastroenterologi dari NYU Langone Health, Sophie Balzora, rasa ingin BAB setelah minum kopi sebenarnya lebih berkaitan dengan refleks gastrokolik. Refleks gastrokolik dikenal juga sebagai respons fisiologis terhadap asupan yang dapat menunjang motilitas usus bagian bawah.
Asupan ini biasanya berupa makanan atau minuman pertama yang dikonsumsi di pagi hari, termasuk kopi hitam. Saat asupan pertama ini dikonsumsi, otak akan mendapatkan pesan untuk memberikan ruang bagi asupan tersebut. "Ruang" ini bisa diberikan dengan cara mendorong kotoran yang ada di dalam saluran cerna ke luar tubuh atau dengan kata lain BAB.
Balzora menambahkan, kopi juga dapat meningkatkan produksi gastrin. Gastrin merupakan hormon yang mengatur sekresi asam lambung dan juga motilitas lambung.
Belum diketahui mengapa kopi bisa mendorong produksi gastrin. Namun, Balzora menekankan bahwa bukti ilmiah yang mengindikasikan adanya hubungan antara kopi dan BAB sangat sedikit.
Salah satu bukti ilmiah yang sedikit tersebut adalah sebuah studi pada 1998. Studi ini melibatkan 12 orang partisipan di mana para partisipan diminta untuk mengonsumsi makanan sebanyak 1.000 kalori.
Para partisipan lalu diberikan jenis minuman yang berbeda-beda. Ada yang mendapatkan kopi hitam berkafein, kopi tanpa kafein, atau air putih.
Dengan meletakkan sebuah probe di usus para partisipan, tim peneliti melakukan pengukuran mengenai tekanan atau jumlah stimulasi yang terjadi di saluran cerna. Pengukuran ini dikenal sebagai tes manometry.
Hasil studi menunjukkan bahwa air putih memicu motilitas usus paling sedikit. Sedangkan kopi tanpa kafein memicu motilitas usus yang lebih rendah dibandingkan kopi berkafein. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak begitu signifikan. Selain itu, efek stimulasi dari kopi berkafein hampir setara dengan efek stimulasi yang diberikan asupan makanan biasa dalam keseharian.
Meski rasa ingin BAB terkadang muncul sesaat setelah minum kopi, bukan berarti kopi bisa disebut bersifat laksatif. Alasannya, kopi memiliki banyak komponen yang belum dipahami sepenuhnya oleh para peneliti. Berbeda dengan obat yang mungkin memiliki senyawa aktif tunggal, kopi dipenuhi dengan berbagai mineral dan zat kimia tanaman.
"Ada sifat antiinflamasi, sifat antioksidan, dan bahkan komponen berserat, jadi siapa yang tahu apa yang sebenarnya berperan," ungkap Balzora, seperti dilansir Inverse, Sabtu (18/6/2022).
Bila ada orang yang merasa terbantu untuk BAB dengan kopi, Balzora mengatakan hal tersebut bukanlah sesuatu yang buruk. Akan tetapi, bukan berarti orang-orang harus bergantung pada kopi bila mengalami masalah susah buang air besar atau sembelit.
"Bila (Anda) sembelit, saya menyarankan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan berserat," pungkas Balzora.
Berbeda dengan kopi, hubungan antara asupan makanan yang berserat telah terbukti secara ilmiah berkaitan dengan BAB yang lancar. Oleh karena itu, orang-orang yang sulit buang air besar sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan berserat, misalnya buah segar, sayuran, dan gandum utuh.