Rabu 29 Jul 2020 14:46 WIB

Benarkah Obat Semprot Asma Bisa Bikin Anak Jadi Pendek?

Beberapa pesohor dunia, termasuk David Beckham, adalah pengidap asma.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Bronkodilator, obat untuk mengatasi penyakit asma. Setiap obat memiliki khasiat sekaligus efek samping.
Foto: ABC
Bronkodilator, obat untuk mengatasi penyakit asma. Setiap obat memiliki khasiat sekaligus efek samping.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat sejumlah mitos yang mengiringi metode penanganan asma. Salah satunya, anggapan bahwa terapi jangka panjang untuk mengobati asma pada anak memiliki efek samping terhadap pertumbuhan fisiknya.

Dokter spesialis anak dr Agnes Tri Harjaningrum menjelaskan, setiap obat memang memiliki manfaat sekaligus risiko. Khusus mengenai efek samping terhadap pertumbuhan fisik anak, dia menyampaikan hasil riset yang menyangkalnya.

Baca Juga

"Mitosnya, jika menggunakan inhalasi steroid terus-menerus, anak akan jadi pendek. Ini yang sering dikhawatirkan orang tua. Sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa efek itu memang ada, tapi minimal," kata Agnes dalam webinar 'Asma pada Anak, Apa yang Harus Moms Ketahui?' yang digagas TelkoMedika, Selasa (28/7).

Agnes mengutip ulasan studi Cochrane rilisan 2014 yang membahas tentang efek tersebut. Menurut studi, efek pemakaian inhalasi steroid setiap hari secara jangka panjang terdeteksi minimal terhadap pertumbuhan anak. Pada tahun pertama terapi, tinggi badan anak hanya 0,5 sentimeter lebih pendek dari anak lainnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, perbedaan tersebut tidak lagi terlihat. Anak bisa tumbuh optimal sesuai dengan potensi genetiknya. Agnes mencontohkan bahwa beberapa pesohor dunia, termasuk David Beckham, adalah pengidap asma.

Selain efek terhadap pertumbuhan, memang ada efek samping lain dari terapi jangka panjang yang sudah terbukti dalam berbagai riset. Beberapa di antaranya adalah suara menjadi serak, terjadi dermatitis kontak, dan candidiasis oral/jamur.

Agnes menganjurkan anak langsung berkumur sesudah penggunaan steroid inhalasi guna membantu meminimalisasi efek. "Dibandingkan efek-efek ini, tetap ada manfaat di mana anak bisa sehat, bahagia, dan kembali aktif," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement