REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua harus selalu sigap ketika anak yang mengidap asma tengah menunjukkan kekambuhan. Dokter spesialis anak dr Agnes Tri Harjaningrum membagikan beberapa cara untuk mengatasi serangan asma pada anak.
Pencetus asma berbeda-beda bagi tiap pasien. Ada pasien yang asmanya kambuh setelah menghirup asap, terpapar debu, akibat memakan camilan, atau karena selesma. Kelelahan akibat aktivitas fisik juga bisa membuat asma kambuh.
"Bagaimana cara mengatasi asma? Pertama, menghindari pencetusnya. Kedua, menghindari pencetusnya. Ketiga, menghindari pencetusnya," kata Agnes pada webinar "Asma pada Anak, Apa yang Harus Moms Ketahui?" yang digagas oleh TelkoMedika, Selasa.
Agnes sengaja mengulang poin itu hingga tiga kali, karena memang menghindari pencetus merupakan cara utama yang efektif. Setelah itu, yang keempat barulah menggunakan obat-obatan sesuai dengan klasifikasi asma pada anak.
Obat asma bisa berupa pelega, yakni bronkodilator dan steroid/inhalasi steroid. Jenis ini membantu menghilangkan gejala saat serangan terjadi. Misalnya, mengurangi pembengkakan, melebarkan saluran napas, dan menekan jumlah cairan.
Jenis obat lain adalah pengendali yang fungsinya untuk mengendalikan peradangan kronis dan berlaku jangka panjang. Terapi inhalasi disesuaikan dengan kondisi anak, tergantung dari usia, kemampuan memakai alat, dan klasifikasi asma.
Dua contoh jenis terapi inhalasi adalah nebulizer dan inhaler yang memiliki kelebihan masing-masing. Nebulizer dapat digunakan semua usia dan untuk semua tingkatan asma dan hanya butuh kooperasi minimal dari pasien.
Sementara itu, inhaler dengan beragam jenisnya dan mudah dibawa-bawa. Hanya saja, anak yang masih kecil mungkin kesulitan memakai ini karena memerlukan instruksi pemakaian yang benar dan harus dilakukan berulang kali secara disiplin.
Untuk mengatasi serangan asma yang terjadi di rumah, langkah pertama adalah memberikan obat inhalasi bronkodilator sebanyak satu kali. Jika gejala hilang, tidak perlu diulang.
"Jika gejala tidak hilang dalam 30 menit, ulangi inhalasi sekali lagi," kata Agnes.
Apabila usai dua kali pemberian tidak ada perubahan gejala, Agnes menyarankan untuk tidak mengambil risiko. Orang tua sebaiknya segera membawa buah hati ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Kalau sejak awal anak menunjukkan gejala sesak berat, napasnya sudah ngap-ngapan, langsung saja bawa ke rumah sakit tanpa perlu home treatment," ujar Agnes.