REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penulis Mark Dawson kehilangan posisinya sebagai Top 10 di chart buku terlaris Sunday Times untuk novel berjudul The Cleaner. Dia kedapatan membeli 400 bukunya sendiri demi mendapatkan posisi yang lebih tinggi.
Nielsen BookScan yang memonitor penjualan buku, mulai melakukan penyelidikan setelah Dawson mengungkap di podcast-nya "The Self Publishing Show" bahwa dia telah memesan 400 buku The Cleaner di toko buku anak-anak di Salisbury, Inggris. Dawson mengaku, termotivasi untuk melakukan hal tersebut setelah melihat posisinya turun ke urutan 13.
Dalam posdast itu, Dawson juga mengaku telah menghubungi para pembaca di luar negeri untuk bertanya apakah mereka tertarik membeli novel langsung darinya dan mendapat tanda tangan darinya. Setelah pemesanan itu, peringkat untuk The Cleaner memang naik menjadi peringkat delapan dalam daftar buku fiksi terlaris yang dirilis Sunday Times.
Tindakan Dawson lantas dikritik oleh penulis lain karena dinilai memanipulasi sistem. Akhirnya, Nielsen BookScan menyatakan kepada Bookseller bahwa apa yang dilakukan Dawson melanggar kriteria. Sekarang Nielsen akan menghitung ulang grafik dan Sunday Times juga akan mengeluarkan koreksi.
"Dengan keadaan saat ini yang menyerukan cara-cara alternatif untuk mencapai penjualan, kami harus memantau dan menilai banyak kasus secara individual dan kami meminta maaf bahwa pada kesempatan ini kami salah memahami niat transaksi penjualan ini," kata Nielsen BookScan ketika mengomentari kasus Dawson.
Penerbit yang menaungi The Cleaner, Welbeck, menghormati keputusan Nielsen untuk mengeluarkan koreksi. Namun pihak penerbit menilai tindakan Dawson adalah murni sebagai tanggapan dari penggemar di seluruh dunia yang ingin membeli buku langsung dari Dawson dan mendapatkan tanda tangannya.
Di Twitter, Dawson pun memberikan pernyataan atas kasus ini. Dia menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memanipulasi sistem.
"Jika saya berniat memanipulasi sistem, saya akan membeli 10 ribu buku, dan menjadi nomor peringkat satu. Pastinya saya juga tidak akan membahasnya di podcast," kata Dawson seperti dilansir di the Guardian, Kamis (23/7).