REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2020 ditunda hingga waktu yang belum ditentukan akibat penambahan jumlah kasus pandemi Covid-19 di Indonesia. Penyelenggara menyebut, itu bukanlah keputusan yang mudah.
"Bukan hanya berdampak pada Yayasan dan tim Festival, tapi juga berarti hilangnya pendapatan melalui penjualan tiket dan banyak kemitraan serta dukungan finansial yang berharga,” ujar Janet DeNeefe, pendiri dan Direktur UWRF, dalam siaran resmi, Jumat.
Janet mengatakan, keputusan ini akan berdampak kepada komunitas lokal yang menantikan dorongan ekonomi dari acara tahunan. Namun, keselamatan pengunjung, pembicara, staf, sukarelawan, dan mereka yang terlibat dalam festival adalah prioritas utama.
Dua prakarsa utama Yayasan Mudra Swari Saraswati, Ubud Writers & Readers Fesvital (UWRF) dan Ubud Food Festival (UFF), menurut Janet, telah menciptakan manfaat ekonomi yang signifikan di semua sektor pariwisata. Perjalanan udara, hotel, transportasi, restoran dan ritel, hingga untuk para petani di sawah mendapat manfaat dari gelaran tahunan itu.
UWRF sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara dan UFF sebagai festival makanan terkemuka di Indonesia, menurut Janet, merupakan pertemuan lintas budaya yang mempertunjukkan budaya dan talenta Indonesia di panggung global yang beragam. Ubud Writers & Readers Festival pertama kali diselenggarakan pada 2004.
Misi dari UWRF adalah mewujudkan festival sastra berskala internasional yang merayakan ide serta isu-isu global. UWRF adalah proyek tahunan utama dari yayasan nirlaba Mudra Swari Saraswati yang didirikan oleh Co-Founder Janet DeNeefe sebagai bentuk pemulihan setelah tragedi bom Bali pertama.