REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki gigi yang tampak putih tentu menjadi dambaan banyak orang. Sebagian orang berupaya memutihkan gigi mereka dengan menggunakan pasta gigi berbahan arang. Alasannya, pasta gigi berbahan arang dianggap natural dan dapat memutihkan gigi. Benarkah?
Penggunaan arang untuk merawat gigi sudah dilakukan sejak Hippocrates merekomendasikannya kepada sesama orang Yunani, menurut sebuah studi dalam British Dental Journal pada 1992. Lalu pada era 1930-1940, Amerika mulai memproduksi permen karet dan bubuk berbahan arang yang diklaim dapat menyegarkan dan membersihkan gigi.
Penggunaan arang dalam berbagai produk perawatan gigi dan mulut juga masih ditemukan hingga saat ini. Kandungan arang kini bisa ditemukan dalam berbagai produk, mulai dari benang gigi, pasta gigi, obat kumur dan bahkan sikat gigi.
Arang yang digunakan dalam berbagai produk perawatan gigi dan mulut umumnya adalah arang aktif. Meski dapat sedikit mencerahkan gigi, zat ini bukanlah agen pemutih gigi yang terbaik dan teraman untuk digunakan. Berikut ini adalah penjelasannya seperti dilansir LiveScience, Rabu (24/6).
"Pori-Pori" Arang Aktif
Arang secara umum dibuat dari bahan seperti gambut, batu bara dan kayu. Untuk membuat arang biasa ini menjadi arang aktif, arang biasa harus melalui proses pemanasan yang menggunakan gas. Proses ini menyebabkan arang untuk memiliki banyak ruang atau pori-pori di bagian dalamnya. Ruang atau pori-pori ini membantu arang aktif untuk menangkap beragam zat kimia.
Banyak produsen yang mengklaim bahwa pori-pori kecil pada arang aktif inilah yang bekerja "mendetoks" mulut dan menghilangkan noda pada gigi. Tak heran bila ada 96 persen pasta gigi arang yang mengklaim dapat memutihkan gigi menurut Journal of the American Dental Association. Jurnal tersebut juga mencatat ada 46 persen pasta gigi arang yang mengklaim memiliki kemampuan untuk mendetoks gigi.
Faktanya, sebagian besar dari klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Yang lebih mengkhawatirkan, tingkat keamanan dan toksisitas dari produk gigi berbahan arang ini juga belum dites.
"Kami khawatir (produk-produk ini) berbahaya untuk gigi," ungkap Profesor Klinis dari Departemen Ilmu Onkologi dan Diagnostik University of Maryland School of Dentistry Dr John Brooks.
Bukti Tidak Kuat
Brooks mengatakan Journal of Applied Oral Science pernah memuat studi terkait penggunaan arang untuk memutihkan gigi pada 2019 lalu. Dalam studi ini, peneliti menodai gigi 90 sapi dengan teh hitam lalu mengaplikasikan beragam agen pemutih gigi untuk menilai agen mana yang terbaik. Meski bukan yang terbaik, arang aktif dapat memutihkan gigi sapi setelah empat minggu.
Brooks mengatakan studi kecil seperti ini belum bisa memberikan cukup bukti bahwa penggunaan produk berbahan arang aktif aman atau efektif. Sebagian ahli bahkan khawatir bahwa arang aktif memutihkan gigi dengan cara mengikis lapisan email gigi. Bila enamel terkikis, maka gigi akan menjadi lebih rapuh dan lebih rentan untuk berubah warna menjadi kekuningan.
Seperti Berkumur Dengan Batu
Brooks dan rekannya telah melakukan pemeriksaan terhadap obat kumur atau mouthwash yang mengandung arang dan menerbitkan hasilnya dalam British Dental Journal pada 2020. Dalam studi ini, Brooks dan rekannya meneliti partikel arang dalam mouthwash dengan mikroskop elektron. Mereka mendapati bahwa partikel-partikel ini sangat tajam.
"Ini pada dasarnya (seperti) mencuci mulut Anda dengan bebatuan," tambah Brooks.
Ada Kemungkinan Bersifat Karsinogenik
Studi mengungkapkan bahwa arang setidaknya mengandung empat hidrokarbon yang diakui sebagai zat yang kemungkinan karsinogenik oleh pemerintah AS. Sepertiga dari pasta gigi berbahan arang pun diketahui mengandung tanah liat bentonit, yang juga dapat bersifat karsinogenik.
Dengan klaim berlebih dari pihak produsen, Brooks khawatir masyarakat akan menggunakan produk-produk berbahan arang secara berlebihan. Penggunaan produk berbahan arang melebihi aturan atau rekomendasi dapat berisiko merugikan si pengguna. Terlebih, Brooks mengatakan saat ini toksisitas dari produk-produk berbahan arang masih belum dites.
Alternatif Lebih baik
Brooks menilai produk dan perawatan pemutih gigi yang mengandung peroksida dinilai lebih baik dibandingkan produk dan perawatan serupa berbahan arang. Akan tetapi, opsi ini pun bukan berarti bebas dari risiko efek samping. Sebagian orang yang menjalani perawatan pemutihan gigi bisa mengalami gigi sensitif atau iritsai gusi untuk jangka pendek.
Oleh karena itu, Brooks menilai cara terbaik untuk mendapatkan gigi yang putih dan sehat adalah dengan merawat gigi secara optimal. Penting pula untuk menghindari makanan atau minuman yang dapat membuat warna gigi menjadi lebih gelap, seperti tembakau dan kopi.