REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri gerakan menyebarkan "virus" peduli lingkungan Sea Soldier, Nadine Chandrawinata, mencurahkan isi hari (curhat) batal menanam bakau (mangrove). Ia batal tanam bakau karena banyaknya sampah di pesisir.
"Kendalanya masih banyak sampah yang ada di mangrove. Awalnya mau tanam bakau jadi berubah bersihkan sampah. Setiap kali kami datang (ke pesisir) selalu ada (sampah)," kata Nadine dalam diskusi Pojok Iklim yang membahas Pentingnya Keanekaragaman Hayati Ekosistem Mangrove di Jakarta, Rabu (10/6).
Kondisi tersebut, menurut Nadien, membuat rencana para aktivis Sea Soldier memperluas penanam mangrove tertunda. Bahkan justru berubah menjadi kegiatan membersihkan sampah.
Putri Indonesia 2005 tersebut mengatakan para aktivis Sea Soldier kini sudah tersebar di 14 kota dan secara aktif melakukan gerakan menyebarkan "virus" peduli lingkungan, terutama untuk laut dan pesisir. Melalui kampanye di media sosial maupun turun langsung ke lapangan, salah satunya melakukan penanaman mangrove.
Nadine mengatakan, manfaat mangrove begitu banyak, di antaranya menjaga pesisir dari abrasi, menjadi sumber makanan, sekaligus dapat menjadi paru-paru dunia. Namun sayang keberadaan ekosistem pesisir itu terancam, salah satunya oleh sampah, terutama sampah plastik.
“Harus dilakukan sesuatu. Sampah kota jangan sampai nyangkut di mangrove,” ujar perempuan kelahiran Hannover, Jerman, 35 tahun lalu itu.
Istri dari aktor Dimas Anggara itu mengatakan kampanye tentang manfaat mangrove sebagai sumber oksigen, penyerap karbon memang perlu lebih gencar dilakukan. Terutama untuk mendekatkan warga perkotaan pada tanaman pesisir tersebut, termasuk memasukkan juga kampanye pentingnya mangrove tersebut ke program di sekolah-sekolah sehingga membuat anak-anak tidak asing pada mangrove.