Senin 01 Jun 2020 18:23 WIB

Anak Anda Lagi di Fase Pilih-Pilih Makanan?

Tak semua anak akan selamanya jadi pemilih dalam hal makanan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Anak susah makan (ilustrasi). Ketika anak sedang dalam fase sering pilih-pilih makanan, orang tua tak perlu terlalu khawatir. Itu adalah hal umum selama masa kanak-kanak.
Foto: Republika/Prayogi
Anak susah makan (ilustrasi). Ketika anak sedang dalam fase sering pilih-pilih makanan, orang tua tak perlu terlalu khawatir. Itu adalah hal umum selama masa kanak-kanak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang tua mungkin pernah menghadapi fase anaknya yang usia balita menolak menyantap sayur dan sangat pilih-pilih soal makanan. Kebiasaan yang disebut picky eater itu membuat orang tua lebih keras memaksa anak untuk memakan apa yang ada.

Dokter anak Megan Pesch yang fokus pada bidang perkembangan perilaku di Michigan, Amerika Serikat, menenangkan orang tua agar tidak terlalu khawatir. Semakin orang tua mencoba mengendalikan anak, efeknya justru membuat anak kian rewel.

Baca Juga

"Pilih-pilih makanan adalah hal yang umum selama masa kanak-kanak. Orang tua sering mendengar bahwa anak-anak mereka pada akhirnya akan tumbuh dengan kebiasaan yang sama, tapi itu tidak selalu terjadi," kata Pesch, dikutip dari laman EurekAlert.

Pesch dan timnya menggagas studi yang melibatkan 317 pasang ibu-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Selama periode empat tahun, tiap keluarga melaporkan kebiasaan makan anak dan sikap ibu saat memberikan makanan.

Kebiasaan pilih-pilih makanan tercatat stabil pada usia prasekolah hingga usia sekolah. Perilaku demikian dikaitkan dengan indeks massa tubuh anak yang lebih rendah, sekaligus beriring dengan tekanan untuk makan dari orang tua dan pembatasan makanan tertentu.

Pesch menyoroti, anak yang suka pilih-pilih makanan cenderung memiliki ibu yang banyak membatasi makanan dan permen. Ibu barang kali berusaha membentuk preferensi makan anak, tapi itu tidak selalu menghasilkan efek yang diinginkan.

Hasil studi yang terbit di jurnal Pediatrics/ itu menunjukkan sisi positif dari anak yang pilih-pilih makanan. Rata-rata memiliki indeks massa tubuh lebih rendah, tetapi sebagian besar masih dalam kisaran sehat.

Itu artinya, mereka tidak kekurangan berat badan dan lebih kecil kemungkinannya mengalami obesitas dibandingkan teman sebayanya. Pesch berharap orang tua membiasakan pola makan sehat pada anak sejak dini, tetapi tidak dengan pendekatan penuh kendali.

"Perlu penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami bagaimana pilihan makanan terbatas anak-anak berdampak pada kenaikan berat badan yang s

ehat dan pertumbuhan jangka panjangnya," ungkap Pesch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement