Rabu 06 May 2020 04:06 WIB

Sugeng Tindak Mas Didi Kempot

Musik Pop Jawa akan saya digeluti hingga akhir hayat, kata Didi Kempot.

Penyanyi campur sari, Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5).
Foto:

Pop Jawa

Didi Kempot sudah fenomenal sejak pergantian abad lalu. Pada Oktober 2000, wartawan Republika Edy Setyoko yang juga berpulang beberapa waktu lalu, mewawancarainya terkait jalan yang ia pilih tersebut. "Aku nggak malu. Betul, nggak gengsi menyanyi lagu Pop Jawa," ujar Didi Kempot yang kala itu berusia 34 tahun.

Musisi hitam manis dan berambut gondrong ini menjanjikan kala itu tetap konsisten pada jalurnya. "Musik Pop Jawa akan saya digeluti hingga akhir hayat," ujarnya.

Mencipta sekaligus menyanyikan lagu Pop Jawa, menurut Didi, tidak bakal menurunkan derajat dan martabatnya sebagai seniman. Ia justru bangga karya ciptanya belakangan semakin digandrungi masyarakat. Hampir sebagian albumnya, begitu dilempar ke pasar, langsung laris bagai kacang goreng.

Ia sendiri saat itu tidak paham betul aliran musik yang dipilihnya. Hal yang jelas, lanjutnya, "Warna musik saya itu campur-aduk. Gado-gado, gitu". Sebagian besar berwarna “Congdut”, singkatan dari kerongcong dangdut. Ada unsur ukulele, dan gendhang tidak pernah ia tinggalkan.

"Instrumen lain, hanya sekadar 'penyedap' rasa musikalisasi. Jalur ini, sebenarnya berbasis pop."

Didi mengeklaim saat itu, bekal seni dimilikinya tidak diperoleh dari pendidikan formal. "Semua bekal alamiah," katanya. Antara lain, faktor keturunan. Darah seni yang mengalir dari orang tuanya, Ranto Edi Gudel, cukup kuat. Ini diakuinya secara terus terang.

Mbah Ranto--panggilan akrab Ranto Edi Gudel--dikenal sebagai seniman serba bisa. Ia seorang pelawak, penyanyi, pemain kethoprak, melukis, juga mencipta lagu pop Jawa. Karya hitnya berjudul "Joko Lelur" dan "Anoman Obong". Ia menurunkan bakat seninya kepada anak-anaknya--Sentot S (penyanyi pop Jawa), Mamiek "Si Jambul Merah" Prakoso (pelawak Srimulat), Didi Kempot dan Eko (pelukis dan pelawak).

Didi mengawali profesinya sebagai seniman jalanan. Ngamen. Kegiatan ngamen keliling dilaluinya dalam kurun waktun 1986 hingga 1998. Ia paling sering nongkrong di kawasan warung lesehan nasi liwet Keprabon, Banjarsari, Solo.

"Jadi, tak ada itu jalur pendidikan formal. Sekolah SMP mentog, terus ngamen," ia mendaku. Awal 1989, Didi hijrah ke Jakarta.

Di Ibu Kota, Didi bersama kelompoknya--Kuncung, Hery Gempil, Dany Pelo, dan Comet--mengais rezeki eceran di seputar kawasan Bunderan, Slipi. Kemampuan tarik suara Didi lantas membuat tertarik musisi Pompi. Dia memberi tawaran untuk masuk dapur rekaman. Meski rekaman-rekaman awal sempat ditanggapi dingin pasar, Didi tak menyerah.

Suatu ketika, musisi Is Haryanto memberi tawaran ngamen di Negeri Belanda. Di Negeri Kincir Angin itu, Didi diminta menghibur kaum buruh asal Suriname keturunan Jawa. Sukses menghibur, ia kemudian diundang ke Suriname.

Presiden Wede Bose, saat itu, mengundangnya ke istana kepresidenan dan memberinya penghargaan Gold Man terkait penampilannya. "Kowe ora usah gemeter, tenang wae (Kamu tidak usah gemetar, tenang saja)," ujar Didi menirukan nasihat seorang menteri Suriname saat hendak menerima penghargaan.

Awal 1998, Didi pulang kampung. Ia mencipta lagu berjudul Stasiun Balapan. "Alhamdulillah, sukses besar," ujarnya bangga. Namanya semakin meroket. Lagu yang mengisahkan perpisahan dua kekasih itu laku keras. Begitu laris, kemudian disusul lagu Jawaban Stasiun Balapan. Karya Didi pun terus mengalir.

Basis penggemar Didi kian lebar pada era media sosial. Tak lagi kalangan menengah ke bawah, tetapi bisa menembus menengah atas. Sejak beberapa tahun lalu, lagu-lagunya dianggap mewakili kegalauan kalangan muda yang patah hati. Julukan “The Godfather of Broken Hearts” disematkan para penggemar.

Kepergian Didi tak ayal didukai para penggemarnya tersebut. Tagar #SobatAmbyarBerduka ramai di lini masa Twitter pada Selasa pagi. "Sugeng tindak Mas Didi Kempot, Lord Of Broken Heart," kata Heru Wahyono, vokalis band ska-reggae Shaggy Dog melalui Twitter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement