REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi pandemi Covid 19 yang semakin meluas menimbulkan risiko terjadi dampak yang luar biasa pada seluruh sendi kehidupan. Termasuk terganggunya jadwal pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Saat ini masyarakat, penyelenggara fasilitas kesehatan, dan dokter spesialis anak mengalami berbagai kebingungan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi pada anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang perlu untuk melaksanakan edukasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran semua pihak untuk tetap berupaya agar imunisasi lengkap sesuai usia dapat tetap diberikan. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota Pengurus Pusat IDAI (PP IDAI), Prof. DR. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan imunisasi dapat dilanjutkan walaupun ada pandemi Covid-19. Apalagi kasus corona diprediksi terus meningkat hingga bulan Juli. Perlu terus mewaspadai pelaksanaan imunisasi dalam masa pandemi ini.
Prof. DR. Dr. Ismoedijanto MP, DTM&H, Sp.A(K) dari Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi IDAI, mengatakan memperhatikan anak sehat juga penting. Imunisasi lengkap sesuai Rekomendasi IDAI dan Permenkes harus tetap dilakukan sehingga tidak meningkatkan risiko terkena Covid 19.
"Yang diprioritaskan adalah anak-anak yang berusia di bawah 18 bulan. Sedangkan di wilayah penularan luas Covid-19 apabila tidak memungkinkan diberikan imunisasi, imunisasi dapat ditunda hingga 1 bulan," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/4).
Setelahnya, imunisasi dasar harus segera diberikan. Menurut Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, M.Sc, Ph.D, Sp.A(K) salah satu vaksin yang direkomendasikan adalah vaksin pneumonia.
Vaksin ini diberikan untuk mencegah pneumonia yang bukan karena SARS-CoV-2. "Lalu bila tidak mungkin dilaksanakan pelayanan imunisasi, imunisasi dapat diundur dan direncanakan imunisasi kejar sesegera mungkin."
Untuk pengaturan fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi, Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), M.Sc(TropPaed), Sekretaris Bidang Ilmiah PP IDAI mengatakan dalam masa pandemi Covid 19 ini, ruang khusus imunisasi harus memperhatikan physical distancing yang berarti datang tepat waktu. Mengatur alur masuk dan keluar sehingga terpisah dari jalur pasien sakit, serta perjanjian online (mengatur jam khusus dan hari tertentu untuk imunisasi) sebaiknya diterapkan.
Skrining yang dilakukan di awal dilakukan kepada orangtua/pengantar anak yang akan diimunisasi beserta anak. Skrining tidak hanya suhu, tapi adanya batuk/pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Selain itu, penggunaan masker untuk seluruh lapisan masyarakat diperlukan.
Dalam melaksanakan pelayanan imunisasi diatur mengikuti pedoman keamanan Covid-19 terutama social atau physical distancing. IDAI mengharapkan agar tenaga kesehatan, orangtua, dan masyarakat memahami pentingnya melengkapi imunisasi sesuai usia, agar anak terlindung dari berbagai penyakit yang berisiko menimbulkan kecacatan dan kematian.
Orangtua sebaiknya mencocokkan jadwal imunisasi anak agar dapat merencanakan kunjungan ke fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi. Fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi hendaknya sudah melakukan pemisahan kunjungan anak sehat untuk imunisasi dari kunjungan pasien yang sakit. Apabila direncanakan dengan baik, diharapkan layanan imunisasi dapat tetap berjalan, dan sedapat mungkin cakupan imunisasi diupayakan tidak turun terlampau rendah.