REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Pusat Pertamina (IHC RSPP) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menggelar pelatihan bertema “Penanganan Kondisi Bahaya pada Anak” pada Selasa (27/5/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan //World Emergency Day 2025// dan bentuk komitmen IHC RSPP dalam edukasi kegawatdaruratan untuk masyarakat.
Bertempat di Grha RSPP Lantai 12, pelatihan diikuti sekitar 90 peserta, terdiri dari perwakilan Kelurahan Kramat Pela, kader Posyandu dari wilayah Gunung, Kramat Pela, dan Kebayoran Baru, serta para guru dari sekolah sekitar rumah sakit.
Wakil Direktur Keperawatan IHC RSPP, Sudarma mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi rumah sakit terhadap pembangunan generasi emas Indonesia. Dia berharap kegiatan ini memberi dampak nyata.
“Kami berharap acara ini bisa memberikan manfaat nyata bagi para hadirin semua, dalam upaya kita bersama menciptakan generasi Indonesia emas di tahun 2045,” ujar Sudarman dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Dia juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat luas dalam memberikan perlindungan dan pertolongan pertama yang tepat bagi anak-anak dalam situasi darurat.
Pelatihan ini menghadirkan tiga dokter spesialis anak dari IHC RSPP yang menyampaikan materi secara langsung dan interaktif, yaitu dr. Tuty Rahayu, dr. Putri Widiantika, dr. Margareta Komalasari.
Dalam pelatihan ini, dr. Tuty Rahayu membawakan materi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) Anak bagi masyarakat umum, memberikan pemahaman mendalam terkait teknik resusitasi yang sangat penting dalam situasi darurat.
Sementara itu, dr. Putri Widiantika menjelaskan tentang Penanganan Tersedak pada Anak, membekali peserta dengan teknik yang cepat dan tepat untuk mengatasi insiden yang dapat berakibat fatal bila tidak ditangani segera.
Adapun dr. Margareta Komalasari membahas Penanganan Kondisi Bencana pada Anak, yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam memberikan perlindungan dan pertolongan pertama kepada anak-anak saat terjadi bencana.
Selama empat jam pelatihan, para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga mengikuti sesi praktik langsung yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok bantuan hidup dasar dan kelompok penanganan tersedak.
Dengan menggunakan media phantom bayi dan anak-anak, peserta dilatih secara intensif oleh para instruktur dan tim Instalasi Gawat Darurat (IGD) IHC RSPP. Pendekatan ini bertujuan agar setiap peserta tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menerapkannya secara efektif dalam kondisi nyata.
Kolaborasi antara RSPP dan IDAI dalam kegiatan ini merupakan wujud sinergi antara institusi layanan kesehatan dan organisasi profesi kedokteran anak.
Melalui kerja sama ini, pelatihan dirancang untuk menyampaikan materi yang tepat sasaran dan mudah dipahami oleh masyarakat, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dasar kegawatdaruratan pada anak secara lebih luas.
Melalui kegiatan ini, IHC RSPP sebagai bagian dari PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC) yang merupakan Holding RS BUMN, berharap ilmu yang telah dibagikan dapat menjadi bekal nyata dalam upaya menyelamatkan nyawa anak-anak dan meminimalkan risiko komplikasi dari kondisi berbahaya.