REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital ini, menatap layar mungkin telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari. Tanpa disadari, seseorang bisa menghabiskan hingga belasan jam dalam sehari untuk menatap layar.
Di lingkungan perkantoran, misalnya, sebagian pegawai harus bekerja di depan layar komputer selama masa jam kerja yang berlangsung sekitar delapan jam. Ditambah lagi kegiatan mengecek surel atau mengecek media sosial melalui ponsel ketika sedang berada dalam perjalanan pulang atau pergi bekerja.
Ketika di rumah, sebagian orang mungkin bersantai dengan menonton televisi. Tak jarang pula orang-orang memanfaatkan waktu beristirahat di rumah dengan bermain gim di layar ponsel atau komputer.
"Kita menghabiskan lebih dari 11 jam per hari untuk menatap layar di dalam pekerjaan ktia dan kehidupan pribadi kita, dan itu sangat banyak," ungkap Dr Sheri Rowen dari Eyesafe Vision Health Advisory Board, seperti dilansir Fox News.
Menatap layar terlalu lama dapat membawa beragam dampak merugikan bagi kesehatan mata. Salah satu di antaranya adalah meningkatkan risiko terjadinya mata minus atau rabun jauh.
Sebuah penelitian terbaru juga dilakukan untuk mengetahui dampak dari paparan cahaya biru terhadap retina. Alasannya, sangat mungkin bila paparan sinar biru berintensitas tinggi dari layar gawai bisa menyebabkan kerusakan internal pada mata.
Akan tetapi penelitian ini masih dalam tahap penelitian terhadap hewan coba. Hasil temuan ini dinilai bisa diterjemahkan seperti pengaruh paparan cahaya biru pada mata anak yang belum sepenuhnya berkembang.
"Cahaya biru bisa diteruskan langsung ke bagian belakang retina dan kita tidak tahu akibat jangka panjang dari fenomena ini," jelas Rowen.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi mata dari kerugian akibat terlalu lama menatap layar. Salah satunya adalah meluangkan waktu untuk jeda istirahat setiap 20 menit menatap layar.
Upaya lain yang sebaiknya dilakukan adalah secara sadar memperbanyak berkedip secara berkala agar mata tetap lembap. Rowen menambahkan, penggunaan obat tetes mata juga bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya mata kering.
Penggunaan filter cahaya biru pada layar juga dapat menjadi opsi yang berguna untuk mencegah agar mata tak mudah tegang. Pengecekan kesehatan mata secara berkala ke dokter mata yang berpengalaman juga dapat membantu karena dokter nantinya dapat memberikan anjuran pencegahan dan terapi bila diperlukan.
"Sedikit upaya pencegahan bisa memberi dampak yang besar di kemudian hari," papar Rowen.