REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Danial Rifki memilih gaya noir yang serba gelap untuk sinema terbarunya, Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Dia menganggap pemilihan itu paling tepat untuk kisah film yang mengangkat sisi gelap manusia.
"Kisah dalam film ini seperti memberikan pencerahan bahwa untuk bisa memetik dan mencari cahaya, kita harus memulai dari sisi yang paling gelap dulu," kata Danial yang juga menyutradarai film La Tahzan dan Haji Backpacker.
Tokoh utama Ray (Bio One/Arifin Putra) dalam film diceritakan berasal dari sebuah kota fiktif yang tidak disebutkan namanya. Lokasi syuting berlangsung di Kota Semarang pada 2018, dengan banyak sorotan pada pelabuhan dan bangunan-bangunan tua.
Film 13 tahun ke atas ini terdiri dari dua bagian, dengan jadwal rilis 12 Desember 2019 dan Maret 2020. Danial mengatakan, keduanya tidak bisa digabungkan dalam satu sinema karena memiliki rasa berbeda. Bagian pertama berfokus pada masa remaja Ray.
Menurut Danial, film pertama lebih gelap dengan pergulatan hidup Ray remaja yang kerap disiksa di panti asuhan hingga menjadi pencuri. Sineas 37 tahun itu mengatakan, bagian kedua yang menyoroti masa dewasa Ray lebih mengarah pada film keluarga.
Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan adaptasi dari novel Tere Liye berjudul sama. Danial berusaha agar konten filosofis yang berat dalam buku bisa menjadi tayangan yang ringan dan menghibur tanpa kehilangan makna.
"Novel-novel Tere Liye kebanyakan mix genre, termasuk di buku ini. Ada drama, action, friendship, spiritual journey. Ketika difilmkan, otomatis filmnya juga menjadi mix genre," ungkap Danial.