REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teriknya matahari dan lelahnya saat bekerja membuat perut lapar dan ingin segera diisi kembali. Salah satu menu makanan yang sangat direkomendasi untuk mengisi perut yang tengah kelaparan di siang hari, adalah menu Gulai Daun Singkong dan Cakalang Asap Sambal Belacan dari restoran Kaum Jakarta.
Kedua menu ini sangat cocok jika dihidangkan bersama dengan sepiring nasi yang masih hangat serta disantap pada saat makan siang. Sebab, menu Gulai Daun Singkong yang merupakan sajian yang terinspirasi dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini memiliki rasa yang sangat lezat.
Daun singkongnya sendiri tak seperti daun singkong masak pada umumnya yang memiliki rasa pahit. Karena kuah gulainya, daun singkong menjadi tak pahit dan justru memiliki rasa gurih dan asin yang sangat cocok bila dimakan bersama dengan nasi yang hangat.
“Daun singkong sebenarnya kita masak bersama dengan ikan sale yang telah diasapkan. Jadi dimasukkan ada daun kunyit, daun singkong, dan ikan itu sendiri,” ungkap Chef dari Kaum Jakarta, Chef Rahmat Hidayat kepada Republika.
Ikan sale yang diasapkan itu mempengaruhi rasa dari daun singkong yang tak hanya gurih. Ikan sale asap itu mempengaruhi rasa daun singkong yang juga terasa seperti diasapi, meskipun itu bukan diasapi.
“Untuk menambah gurihnya, dan memiliki rasa yang khas. Sebab, biasanya gulai hanya gulai biasa, kalau ini ada rasa ikannya,” jelas dia.
Sementara, menu ikan Cakalang Asap Sambal Belacan, tentu akan semakin membuat orang yang melahapnya untuk menambah nasi lagi. Sebab, ikan cakalang asap ini dibumbui oleh sambal belacan khas Kabupaten Siak yang memiliki rasa yang sangat gurih dan memanjakan lidah.
Chef Rahmat mendemonstrasikan bagaimana cara dia membuat sambal balacan untuk ikan cakalang asap itu. Awalnya, Chef Rahmat mengulek garam, bawang merah dan bawang putih yang telah dibakar, serta terasi dari Kabupaten Siak, tepatnya dari Pulau Bengkalis yang memiliki harum yang sangat khas.
Terasi Bengkalis menjadi sangat khas karena bahan-bahan yang dipakai untuk membuat terasi sangat berbeda. Udang yang digunakan untuk membuat terasi merupakan udang yang sangat segar.
“Terasi Bengkalis itu tidak ada bau-bau amis. Malah wanginya sangat sedap. Setelah kami dikirimi dari Bengkalis, kami bakar dan kami bungkus daun pisang agar awet, dan rasanya juga tak berubah, dan warna juga tak berubah,” jelas dia.
Setelah itu, Chef Rahmat menambahkan cabai merah panjang, serta cabai merah hijau. Garam pun ditambahkan sedikit untuk menambahkan rasa asin. Agar semakin segar, Chef Rahmat juga menambahkan perasan dua jeruk nipis pada ulegkannya itu.
Chef Rahmat sengaja membuat ulegkan sambal itu dengan kasar. Sebab, jika terlalu halus, masyarakat tidak terlalu menyadari bahwa yang dilumuri di ikan cakalang adalah sambal terasi.
Namun ada sedikit perbedaan bahan dari menu aslinya dari Kabupaten Siak. Di sana, kata Chef Rahmat, menu ini menggunakan ikan juwaro dari Sungai Siak yang sangat segar, dimana setelah dipancing, langsung dimasak.
Namun, karena pengiriman ikan termasuk sulit, maka Chef Rahmat mensiasati menu ini menggunakan ikan cakalang yang juga tak kalah enak dan mantap dilahap. “Rasa otentiknya itu dari sambal terasinya itu tadi, jadi menggunakan cakalang, jadi tak masalah,” jelas dia.
Cara penyajiannya pun hampir sama. Ikan cakalang asap dipenyet terlebih dahulu. Setelah itu dilumuri sambal uleg terasi Bengkalis, lalu dipenyet lagi.
Tentu, menu Ikan Cakalang Sambal Belacan ini menjadi sangat favorit karena gurih ikan cakalang dan pedas sambalnya yang khas sangat menggugah selera makan. Apalagi, cara memakannya hanya dengan menggunakan tangan yang membuat makan sangat terasa nikmat.