Senin 02 Dec 2019 09:22 WIB

Isyana Sarasvati Tuangkan Kisah Hidupnya di Album Terbaru

Ada sisi hidup Isyana yang tak banyak diketahui di album barunya.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Isyana Sarasvati (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Isyana Sarasvati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia memiliki kisah perjalanan hidupnya masing-masing. Kadang kala tidak hanya ada rasa bahagia, namun juga kesedihan, keragu-raguan, hati yang luka, dan sebagainya.

Cerita inilah yang ingin disampaikan oleh penyanyi Isyana Sarasvati pada penggemarnya maupun penikmat musik Indonesia dalam album ketiganya, LEXICON. Melalui LEXICON, penyanyi kelahiran Bandung, 2 Mei 1993 ini membantu para penggemarnya untuk dapat langsung membaca karakter, pemikiran, dan gejolak perasaannya dengan mudah.

"Jadi aku ingin teman-teman Isyanation atau para pendengar musik aku tahu bahwa 'Ini lho ada sisi Isyana yang belum kalian kenal. Cerita hidup Isyana yang belum kalian kenal' yang memang tidak aku publikasikan di mana-mana secara verbal, secara dunia maya, tetapi hanya secara musik, ya album Lexicon ini," kata Isyana dalam peluncuran album LEXICON di Shoe Maker, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di dalam LEXICON terdapat delapan lagu, yakni "Sikap Duniawi'', ''Untuk Hati yang Terluka'', ''Pendekar Cahaya'', ''LEXICON'', ''Ragu Semesta'', ''Lagu Malam Hari'', ''Biarkan Aku Tertidur'', dan ''Terima Kasih''.

Bagi yang mengikuti Isyana, mungkin LEXICON ini memang terasa agak berbeda dibanding kedua album sebelumnya.

Pendengar akan dibawa ke dalam episode yang diwarnai dengan suasana muram dan gelisah karena ketidakpastian yang panjang, sesekali melewati hentakan yang mengejutkan, seperti yang dapat dirasakan pada akhir repertoire untuk hati yang terluka atau ketidakpedulian dan kepasrahan seperti yang bisa dirasakan pada repertoire ''Ragu Semesta''.

Menurut Isyana, album ketiga yang ia kerjakan sendiri ini berjalan secara natural sehingga ia tidak merasa ada transformasi yang begitu signifikan. Sebab, setiap album yang diciptakan keluar jujur dari hati dan secara spontan.

"Tidak ada yang terasa kaget dari aku pribadi, mungkin untuk para pendengar iya. Tapi karena melewati banyak pengalaman hidup, juga ada proses pendewasaan, jadi menurut aku prosesnya sangat natural," ujarnya.

Lulusan Nanyang Academy of Fine Arts Singapura dan Royal College of Music Britania Raya ini kemudian mengungkapkan kondisinya saat menggarap LEXICON. Ia menyebutkan kondisi hidupnya cukup fluktuatif saat itu.

Ini tercermin dalam lagu-lagunya di LEXICON, di antaranya ada yang bernuansa dreamy, namun ada pula yang bernuansa garang. Isyana ingin menunjukkan, melalui album ketiganya, bahwa ada berbagai macam emosi dalam hidupnya.

"Aku ingin ceritakan berbagai macam episode emosional yang aku hadapi. Makanya lagunya sangat variatif," katanya.

Selain itu, adik dari Rara Sekar Larasati ini tidak mendengarkan referensi musik lain saat menggarap LEXICON. Hanya saja Isyana sudah mendengarkan berbagai genre lagu sejak kecil, sehingga secara tidak sadar sudah merasuk di alam bawah sadarnya. Jadi saat membuat lagu dengan berbagai macam genre.

Sisi lain, Isyana tidak akan memaksakan orang lain untuk menerima karya musiknya di LEXICON. Karena musik adalah soal selera dan tidak bisa dinilai dengan angka.

Ia yakin pada nantinya musik tersebut akan ada pendengarnya sendiri. "Yang penting aku berkarya dan aku percaya apa yang aku buat dengan hati akan sampai juga ke hati para pendengar yang memang suka sama lagunya," ujar Isyana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement