Sabtu 09 Nov 2019 05:30 WIB

Korban Meninggal Akibat Rokok Elektrik di AS Naik Jadi 39

Kebanyakan pasien melaporkan menggunakan vaping THC, bahan psikoaktif pada ganja.

Rokok Elektrik/ Vape
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rokok Elektrik/ Vape

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jumlah orang yang meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok elektrik di Amerika Serikat meningkat jadi 39, Kamis (7/11). Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengumumkan jumlah kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan vaping melonjak jadi 2.051.

Kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan produk e-cigarette atau vaping dilaporkan muncul di semua 49 negara bagian, kecuali Alaska, District of Columbia, dan Virgin Islands AS.

Baca Juga

"Usia menengah pasien yang meninggal ialah 53 tahun dan berkisar dari 17 sampai 75 tahun," kata CDC.

Kebanyakan pasien melaporkan mereka menggunakan vaping THC, bahan psikoaktif pada ganja. Namun, para penyelidik belum secara resmi menentukan penyebab penyakit yang mencakup gangguan pernafasan, nyeri dada, dan muntah. CDC menyarankan masyarakat tidak menggunakan produk rokok elektrik atau vaping yang berisi THC dan agar tidak memodifikasi produk yang dibeli melalui gerai eceran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement