REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, klamidia kerap dihubungkan dengan infertilitas perempuan. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Human Reproduction menunjukkan bahwa infeksi klamidia yang tak terdiagnosis bisa mengganggu kesuburan pria.
"Sedikit yang mengetahui tentang dampaknya bagi infertilitas pria, terutama bila pria tak mengalami gejalanya yang diperkirakan ada sekitar 50 persen dari kasus (infeksi klamidia pada pria),” kata [impinan studi yang juga profesor imunologi Universitas Teknologi Queensland Australia, Ken Beagley seperti dilansir laman Health 24 pada Jumat (18/10).
Menurut Beagley, saat seseorang terinfeksi klamidia tanpa gejala, maka penderitanya bisa secara tak sadar menularkan penyakit yang disebabkan bakteri itu pada pasangan intimnya. Penelitian yang dilakukan di Australia menjadi yang pertama menemukan penyakit menular seksual itu dengan biopsi atau tindakan diagnostik yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan pada testis pria yang tidak subur dan tak diketahui penyebab infertilitas atau kemandulannya.
Dari penelitian itu terungkap, penyakit klamidia ditemukan dalam biopsi testis pria. Sebanyak 43 pria dari 95 pria atau sekitar 45,3 persennya tak memiliki penyebab pasti infertilitas.
Penyakit klamidia juga ditemukan pada 16,7 persen dari biopsi testis segar (sekitar 3 dari 18 pria) tanpa teridentifikasi penyebab infertilitasnya. Sedang 12 pria dari 18 pria atau 66,7 persen mempunyai antibodi spesifik terhadap penyakit klamidia.
Hal ini menunjukan mereka telah terpapar bakteri, namun tak ada gejala klamidia atau telah didiagnosis dengan infeksi menular seksual. Menurut Beagley, ini merupakan bukti pertama yang dilaporkan tentang infeksi klamidia pada jaringan testis manusia.
Meski tak bisa dikatakan bahwa klamidia adalah penyebab infertilitas pria, Beagley menyebut temuannya signifikan. Ini mengungkapkan tingginya infeksi klamidia yang sebelumnya tak diketahui, dan infeksi berpotensi dalam kegagalan sperma atau berkembangnya di testis.
Penelitian yang dilakukan pada hewan mendukung temuan ini. Studi menunjukkan bahwa infeksi klamidia pada tikus jantan menghasilkan infeksi kronis pada testis yang secara signifikan mengganggu perkembangan sperma normal.
"Kami percaya penelitian kedepannya pasien pria harus melihat bagaimana infeksi klamidia bisa menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi pria dan berkontribusi pada infertilitas," ungkap Beagley.