Jumat 18 Oct 2019 13:30 WIB

Kenaikan Berat Badan di Usia 20-an Picu Kematian Dini?

Pertahankan berat badan ideal saat memasuki usia dewasa untuk cegah kematian dini.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Menimbang berat badan  (ilustrasi)
Foto: Independent
Menimbang berat badan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa berat badan yang melonjak drastis di usia 20-an hingga seterusnya dapat meningkatkan risiko kematian dini. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal BMJ itu, penurunan berat badan di usia tua atau mulai dari usia dewasa hingga seterusnya juga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi.

Temuan yang didasarkan studi dari peneliti di Huazhong University of Science and Technology di Cina ini menyoroti pentingnya mempertahankan berat badan dalam batas normal saat memasuki usia dewasa untuk mengurangi risiko kematian dini. Selama ini, obesitas memang diketahui terkait dengan berbagai penyakit berbahaya.

Baca Juga

Namun, hanya sedikit yang mengetahui bahwa ada efek jangka panjang dari perubahan berat badan selama seseorang memasuki usia dewasa. Para peneliti juga menyelidiki hubungan antara perubahan berat badan yang drastis di saat dewasa dan kematian.

Temuan dalam penelitian ini juga didasarkan pada data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional AS (NHANES) pada 1988 hingga 1994 dan 1999 hingga 2014. Survei tahunan di Amerika itu adalah representatif secara nasional yang mencakup wawancara, pemeriksaan fisik, dan sampel darah untuk mengukur kesehatan masyarakat.

Analisis dari para peneliti melibatkan 36.051 orang berusia 40 tahun atau lebih dengan berat badan dan tinggi badan yang diukur saat awal survei dilakukan. Mereka juga menyebutkan berat badan saat pertama kali menginjak usia dewasa, yaitu 25 tahun, hingga di pertengahan usia dewasa, yaitu 47 tahun.

Kematian yang terjadi secara khusus akibat penyakit jantung tercatat dalam 12 tahun. Selama waktu itu, ada 10.500 kematian.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi berpengaruh, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang gemuk sepanjang usia dewasa memiliki risiko kematian tertinggi. Sementara itu, orang-orang yang tetap memiliki kelebihan berat badan sepanjang usia dewasa, mungkin tak terkait dengan kematian.

Peningkatan berat badan saat usia pertengahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dibandingkan para peserta yang tetap pada berat badan normal mereka. Peneliti mengatakan penurunan berat badan selama periode ini tidak secara signifikan terkait dengan kematian.

Namun, seiring bertambahnya usia, hubungan antara pertambahan berat badan dan kematian melemah. Sedangkan, hubungan dengan penurunan berat badan dari usia dewasa menengah ke akhir menjadi lebih kuat dan signifikan. Selain itu, tidak ada juga hubungan kuat yang ditemukan antara berbagai pola perubahan berat badan dan kematian akibat kanker.

"Obesitas yang stabil di masa dewasa, pertambahan berat badan dari usia muda hingga dewasa menengah, dan penurunan berat badan dari usia dewasa menengah ke akhir dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian," ujar peneliti dlansir Times Now News, Jumat (19/10).

Penelitian ini adalah observasional sehingga tidak dapat menetapkan penyebab secara spesifik. Kemungkinan beberapa resiko yang diamati adalah karena adanya faktor yang tidak terukur, yang tak dapat dikesampingkan.

Hasil studi menggarisbawahi pentingnya mempertahankan berat badan secara stabil dan normal di usia dewasa. Secara khusus, orang-orang diminta mencegah penambahan berat badan di awal masa dewasa guna mencegah kematian dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement