REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi tentang tidur dan meditasi, Calm, Jane Chung, berbagi tips agar bisa tidur nyenyak selama liburan. Jane mengakui liburan atau berpergian bisa menganggu tidur.
Salah satunya, jet lag bisa menganggu rutinitas tubuh. Kemudian, ruangan hotel dan pesawat yang tak nyaman ikut menganggu tidur. Jane mengungkapkan tidur di malam pertama dari berpergian merupakan yang paling sulit. Alasannya karena tubuh mesti beradaptasi dengan lingkungan baru. Otak manusia kadang masih mengirimkan sinyal bahaya terhadap lingkungan baru.
"Bahkan sebelum saya mulai kerja di Calm, saya memastikan tidur berkualitas dengan rutinitas yang jelas. Saya pelajari juga studi ilmiah tentang tidur," katanya dilansir dari leaderlife, Selasa (15/10).
Jane pun membagikan tipsnya agar dapat tidur nyenyak selama jauh dari rumah. Pertama, bawalah perlengkapan tidur pribadi. Anda tentu punya sesuatu yang bisa dibawa untuk membantu memudahkan tidur.
"Misalnya ada penutup wajah, penutup kuping atau bahkan termometer ruangan atau kacamata penghalang cahaya berlebihan," ujarnya.
Kemudian ia menyarankan agar membuat ruangan senyaman mungkin dengan keinginan. Anda bisa membawa bantal pribadi dari rumah agar seolah merasa di rumah. Lalu sepanjang hari anda disarankan mendapat paparan cahaya yang cukup di siang hari. Hal ini dapat membantu tidur lebih cepat.
"Sekitar 3-4 jam, saya selalu berusaha mendapat sinar matahari langsung. Lalu seiring malam datang, saya kurangi paparan cahaya baik dari alam atau dari gawai elektronik," ucapnya.
Ia juga mengingatka agar menghindari cahaya di kala malam. Kegelapan membantu produksi zat melatonin di dalam tubuh. Zat itu berfungsi sebagai hormon tidur. Jika masih sulit tidur, pastikan suhu ruangan tetap sejuk.
"Suhu rendah membantu kantuk datang dan tertidur. Sekitar 18 derajat celcius jika bisa," sebutnya.