Senin 30 Sep 2019 15:22 WIB

Gejalanya Muncul Bertahap, Serangan Jantung Lebih Mematikan

Banyak orang tak menganggap serius gejala serangan jantung yang muncul bertahap.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala serangan jantung yang muncul secara perlahan atau bertahap ternyata cenderung lebih berbahaya. Penderita serangan jantung dengan gejala yang bertahap cenderung memiliki risiko kematian lebih tinggi.

Salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Cardiovascular Nursing mengungkapkan bahwa kemunculan gejala yang bertahap membuat penderita serangan jantung kerap tak bersegera mencari pertolongan medis. Penundaan ini dapat berimbas pada semakin memburuknya kondisi penderita serangan jantung, sehingga risiko kematian menjadi lebih tinggi.

Baca Juga

Peneliti Sahereh Mirzaei dari University of Illinois mengatakan bahwa serangan jantung, baik dengan gejala yang berat dan mendadak maupun dengan gejala yang bertahap, sama-sama merupakan kondisi gawat darurat. Keduanya memerlukan pertolongan medis secepat mungkin.

"Tapi studi kami menunjukkan bahwa gejala bertahap tidak dianggap serius," ujar Mirzaei seperti dilansir Health24, Senin.

Berdasarkan studi yang melibatkan data dari 474 pasien serangan jantung di departemen gawat darurat AS ini, kasus serangan jantung dengan gejala bertahap cukup banyak terjadi. Dari 474 pasien, sekitar 44 persen di antaranya memiliki gejala yang bertahap dan 56 persen lainnya memiliki gejala yang mendadak.

"Ini bukan kondisi yang tidak umum," lanjut Mirzaei.

Serangan jantung dengan gejala bertahap dimulai dengan kemunculan gejala ringan yang membuat perasaan tidak nyaman. Lambat laun, gejala ini akan menjadi semakin memburuk dan berat. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah nyeri dada, rasa tidak nyaman pada dada, rasa tertekan di dada.

"Itu adalah tanda waspada bahwa arteri kemungkinan tersumbat dan pasien perlu menghubungi layanan medis darurat segera," jelas Mirzaei.

Kelompok berisiko tinggi juga perlu mewaspadai rasa nyeri atau tidak nyaman pada dada setelah melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Kelompok berisiko tinggi ini meliputi laki-laki dengan penyakit jantung koroner atau laki-laki yang memiliki beberapa faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga dengan seragan jantung.

Rasa nyeri atau tidak nyaman di area dada juga dapat diikuti dengan gejala lain. Gejala tersebut adalah nyeri di tenggorokan, leher, punggung, perut atau pundak. Terkadang gejala ini juga diiringi dengan rasa mual, keringat dingin, tubuh terasa lemah, napas memendek, atau rasa takut.

"Langsung hubungi ambulans, semakin cepat Anda mendapatkan bantuan, semakin baik prognosis Anda," ujar Mirzaei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement