REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut datangnya Hari Batik Nasional 2019 mendatang, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) mengadakan pameran batik di Ruang Garuda Gedung Kemenperin RI, Jakarta. Dari berbagai jenis dan motif batik, rupanya ada beberapa yang diminati pasar global.
“Biasanya kalau pasar Amerika dan ekspor itu biasanya yang nggak mau terlalu banyak warna ya. Mereka itu biasanya dua warna, atau paling banyak tiga warna,” kata Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin RI, Gati Wibawaningsih, saat ditemui usai acara Launching Website Yayasan Batik Indonesia dan Pasar Batik Rakyat yang digelar di Gedung Kemenperin RI, Jakarta, belum lama ini.
Beberapa jenis batik yang dipamerkan di antaranya, Batik Megamendung, Batik Pekalongan, Batik Keraton, Batik Bali, Batik Malang, juga ada tenun dari Kalimantan dan Nusa Tenggara. Kisaran harga yang dipamerkan pun beragam, dari harga Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta tergantung waktu dan kesulitan pembuatannya.
Gati juga menjelaskan untuk batik tulis, segmen pasarnya sangat tertentu. Beberapa koleksi hanya diminati para kolektor saja.
“Kalau dilihat keinginan pasar, ya harus dilihat keinginan masyarakat seperti apa. Kalau ekspor, ya kita sesuaikan dengan demand market luar negeri. Kalau demand market dalam negeri anak-anak muda kan lebih banyak nih, dengan mengajak anak-anak muda pakai batik, itu produksi batik bakal besar,” papar Gati lagi.
Pameran yang digelar di Kemenperin itu, diramaikan juga oleh 43 brand batik yang menghadirkan koleksi batik tulis dan cap dari berbagai provinsi, dengan harga terjangkau serta kualitas terbaik. Pameran juga akan diiringi dengan beberapa penampilan pada 25-27 September 2019, seperti penampilan musik angklung dan talkshow bersama para owner butik batik.