Selasa 01 Oct 2019 17:47 WIB

500 Pembatik akan Ramaikan Hari Batik Nasional

Kota Solo menggelar 'Membatik Untuk Negeri' di Pura Mangkunegaran.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nora Azizah
Membatik. Ilustrasi
Membatik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 500 pembatik akan membatik bersama di Pura Mangkunegaran untuk memperingati Hari Batik Nasional pada Rabu (2/10). Acara bertajuk 'Membatik Untuk Negeri' tersebut bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik tradisional Indonesia sehingga pasar batik dapat bangkit kembali.

Dalam acara tersebut, Yayasan Batik Indonesia akan meluncurkan Buku Batik Indonesia dalam bentuk buku saku dan buku elektronik atau E-book. Sehingga masyarakat mudah mempelajari pengetahuan umum tentang batik.

Baca Juga

Ketua Panitia Hari Batik Nasional 2019, Diana Santosa, mengatakan, Membatik untuk Negeri diikuti tokoh-tokoh masyarakat dari seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat pengrajin batik untuk terus berkreasi dan berkembang untuk kemajuan batik Indonesia.

"Kami berharap Presiden dan Ibu Negara bisa menghadiri acara Hari Batik Nasional di Solo. Di awal kami menjadwalkan Presiden dan Ibu Negara dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla akan hadir serta ibu-ibu Oase kabinet kerja," kata Diana saat jumpa pers di Balewarni Pura Mangkunegaran, Solo, Selasa (1/10).

Diana menjelaskan, dalam proses membatik bersama 500 pembatik tersebut nantinya tidak hanya menampilkan proses canting atau batik tulis tetapi juga proses cap sebagai salah satu proses membatik. Proses cap dan batik tulis diakui Unesco sebagai warisan batik Indonesia.

Setelah itu membatik bersama, akan diberikan penghargaan dan juga pencapaian dari prestasi batik di Indonesia. Di antaranya, penghargaan sekolah pelopor pengguna batik karya siswa diberikan kepada sekolah yang mengajarkan siswanya mengenai budaya membatik dan telah mengenakan batik karya siswanya sebagai seragam di sekolah mereka. Selain itu, penyerahan piagam indikasi geografis, serta penyerahan sertifikasi batik kepada para pembatik.

Penyerahan penghargaan piagam indikasi geografis tersebut semacam membuat paten motif. Yayasan Batik Indonesia ingin merangsang lebih banyak bagi dunia perbatikan sehingga mempunyai ragam motif batik dari berbagai daerah. Selain itu, supaya motif batik asli Indonesia tidak dipatenkan negara lain.

Di samping itu, akan ada pemberian bantuan pinjaman melalui Bank Wakaf Mikro yang dikembangkan OJK kepada sejumlah pengrajin batik. Pinjamam tanpa bunga tersebut sebagai modal sehingga para pengrajin batik bisa membeli peralatan membatik dan bisa mandiri.

"Bekraf juga akan mencarikan tempat pemasaran di luar negeri sehingga kita akan mempunyai satu pasar sendiri mengenai produk Indonesia. Produk hasil ICINK akan dipasarkan di pasar-pasar semacam itu," imbuh Diana.

Ketua acara Hari Batik Nasional 2019 di Solo, Shanty Apriyanti, mengatakan, acara membatik 500 pembatik bersama Presiden dan Ibu Negara terbatas untuk undangan. Kemudian, setelah pukul 12.00 WIB acara terbuka untuk umum. "Kami mengadakan pasar batik dan pojok kuliner juga talkshow," ujar Shanty.

Nantinya akan ada dua talkshow. Talkshow pertama berjudul Napak Tilas 10 Tahun Pengakuan Unesco untuk Batik Indonesia di Pendopo Pura Mangkunegaran dengan narasumber Kemenlu, Ketua Dewan Pakar Yayasan Batik Indoensia, serta akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM). Talkshow kedua berjudul Batik Indonesia Melaju Melintas Tanpa Batas dengan pembicara sejumlah produsen batik. "Di pasar batik besok akan ditampilkan batik dari berbagai wilayah di Indonesia utk memperlihatkan kekayaan batik Indonesia," ucap Shanty.

Acara tersebut bekerja sama dengan sejumlah institusi pemerintah di antaranya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement