Ahad 27 Oct 2019 12:45 WIB

Mempelajari Batik adalah Cara Terbaik untuk Menghargainya

Ada motif batik tertentu yang tidak boleh dipakai sembarangan.

Rep: Umi Soliha/ Red: Nora Azizah
Membatik (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Membatik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati batik sekaligus Ketua Bidang Satu Program Himpunan Wastraprema, Sri Sintasari Iskandar mengatakan dewasa ini antusias anak muda kepada batik sudah sangat meningkat. Namun, menurutnya alangkah lebih baik antusias tersebut diimbangi dengan pengetahuan yang cukup tentang batik itu sendiri.

"Jangan sampai saat membeli batik namun tidak tau jenis batik yang dipakai itu apa, asalnya dari mana dan sebagainya," ujarnya dalam acara yang bertajuk 'Batik dan Wastra Indonesia' yang diadakan PT Intiland Development SQ berkolaborasi dengan Museum Tekstil Jakarta di SQ Res Gallery, South Quarter, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/10).

Baca Juga

Menurutnya dengan mempelajari tentang batik secara dalam merupakan bentuk dari menghargai batik itu sendiri. Batik memeliki beragam jenis dan ada jenis batik yang tidak boleh digunakan secara sembarangan. Oleh karenanya, sangat penting untuk memiliki ilmu dasar mengenai batik agar tidak keliru menggunakan kain tradisional Indonesia tersebut.

"Anak-anak muda kita beri penjelasan batik itu apa. Karena ada motif-motif tertentu misalnya dipake tidak boleh sembarangan walaupun tidak ada larangan tapi kita yang tau motifnya, artinya apa kok sangat prihatin," ujarnya.

Sri mengungkapkan, ada jenis batik yang biasanya digunakan untuk Raja justru dipakai untuk bahan sepatu. Kejadian tersebut terlihat sepele, namun sebenarnya sangat penting untuk diperhatikan.

Cara selajutnya itu menghargai batik menurutnya adalah dengan menghargai proses pembuatan batik. Saat ini, banyak beredar kain batik yang menggunakan proses printing, menurutnya dengan menggunakan teknik tersebut seseorang tidak menghargai nilai dari kain batik.

"Yang dinamankan batik itu harus melalui proses pembuatan batik, alatnya menggunakan cating atau cap, digambar menggunakan malam dan seterusnya. Jika menggunakan teknik printing itu bukan batik namun kain tekstil yang bermotif batik," ungkapnya.

Sri menceritakan, sudah mencintai batik dan mengumpulkannya sejak ia muda. Ia bersyukur orang tuanya meninggalkan batik kepada dirinya dan batik-batik itu bisa dugunakan mengeduaksi masyarakat agar semakin cinta dengan batik.

Untuk diketahui, Himpunan Wastraprema adalah himpunan yang pertama kali menyumbangkan batik-batik koleksi anggotanya untuk diabadikan di Museum Tekstil Jakarta. Himpunan tersebut menyumbangkan 600 kain batik untuk Museum Tekstil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement