REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Dalam kaitannya dengan migrain, kafein disebut memiliki dua peran sekaligus. Selain dapat menyembuhkan, kafein pun juga dapat memicu terjadinya migrain. Hal ini pun membuat penderita migrain kesulitan dalam menentukan berapa banyak kopi yang dapat diminum.
Memang sejumlah penderita migrain terkadang menilai bahwa kafein dapat memicu sakit pada bagian kepala. Tapi, sejumlah ahli menilai kafein juga berperan dalam menekan adenosin, sebuah molekul yang berperan dalam serangan migrain.
Peneliti epidemiologi kardiovaskular pada Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Elizabeth Mostofsky, mengakui bahwa kafein memang terkadang bisa berbahaya namun juga terkadang bisa memberi manfaat. “Semua bergantung pada jumlah dan frekuensi,” kata Elizabeth Mostofsky dikutip dari Time, Senin (12/8).
Dia pun tertarik untuk terlibat dalam sebuah studi soal risk-benefit balance dari kafein. Dalam studi itu, ditemukan bahwa mengonsumsi sekitar tiga gelas minuman berkafein dalam sehari akan memicu migrain. Meskipun, setiap minuman seperti kopi, teh, dan soda tentu memiliki kandungan kafein yang berbeda-beda.
Studi itu pun memiliki data statistik bahwa konsumsi di bawah tiga gelas tidak menimbulkan dampak yang memicu migrain. Ia juga menekankan bahwa toleransi pada setiap individu bisa berbeda-beda bergantung pada konsisi kesehatan dan usia masing-masing.
Di satu sisi, studi ini juga tidak menentukan minuman apa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam memicu migrain. Ia juga mengatakan studi ini adalah studi observasi sehngga hanya melihat pola yang tercermin dalam data.
“Kami juga tidak dapat menentukan berapa banyak konsumsi yang direkomendasikan. Tapi, penderita migrain harus mengingat hasil studi ini saat sedang akan memesan minuman dengan kafein,” ujarnya.