REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi asal Selandia Baru, Lorde, angkat bicara soal perjuangan melawan gangguan makan (eating disorder) yang sempat membuatnya merasa kehilangan jati diri dan kreativitas. Dalam wawancara terbaru bersama BBC Radio 1, ia menceritakan bagaimana obsesinya terhadap berat badan sempat menguasai seluruh pikiran hingga tak lagi mampu menciptakan musik.
"Awal 2023, aku benar-benar tidak dalam kondisi baik. Aku tak pernah merasa sejauh itu dari kreativitasku. Aku bangun dan tidur dengan pikiran soal makanan dan olahraga. Rasanya hanya itu satu-satunya hal yang kupikirkan," kata Lorde seperti dilansir laman NME, Sabtu (12/7/2025).
Penyanyi bernama lengkap Ella Yelich-O'Connor ini mengatakan bahwa eating disorder yang dialaminya juga membuat dia merasa terasing dari tubuh dan pikirannya sendiri. "Aku merasa seperti melayang, tidak berada dalam tubuhku. Aku bahkan merasa setiap makanan yang kumakan seperti 'mencuri sesuatu’,” kata dia.
Kondisi itu mulai membaik setelah ia mulai fokus pada kesehatan mental dan fisiknya termasuk melalui terapi MDMA. Menurut Lorde, proses pemulihan ini yang akhirnya membawa dia kembali ke studio dan melahirkan album keempat bertajuk Virgin yang dirilis Juni lalu di Glastonbury Festival.
Album ini menampilkan sisi Lorde yang lebih terbuka dan jujur, dengan lirik-lirik yang menyentuh tema trauma, tubuh, dan pencarian jati diri. Para kritikus musik juga memberikan pujian atas kejujuran Lorde dalam karya terbarunya.
Pelantun “Royals” tersebut juga mengisyaratkan bahwa masih ada materi yang belum dirilis. Lewat media sosial, ia mengungkap bahwa ada beberapa lagu B-side yang kemungkinan besar akan segera dibagikan, termasuk salah satu lagu favorit pribadinya yang sempat ia coret di menit-menit terakhir sebelum peluncuran album.
Di sisi lain, muncul pula keluhan dari sebagian penggemar soal versi fisik album. CD album Virgin yang dibuat dari bahan daur ulang dilaporkan tidak dapat diputar di banyak pemutar CD konvensional.