Selasa 09 Jul 2019 09:58 WIB

Bukan Penyakit Ringan, Ini Risiko Komplikasi Influenza

WHO perkirakan sekitar 500 ribu kematian akibat influenza di dunia per tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Demam tinggi biasanya menyertai penyakit influenza..
Foto: Torange
Demam tinggi biasanya menyertai penyakit influenza..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit influenza seringkali dianggap sama dengan keluhan batuk-pilek atau salesma. Meski tampak serupa, penyakit influenza biasanya menimbulkan gejala yang lebih berat. Selain itu, penyakit influenza juga dapat memicu komplikasi yang beragam dan bahkan kematian.

"Meski (penyakit influenza) ini penyakit berat, orang menganggapnya ringan," ungkap Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF) Prof dr Cissy B Kartasasmita SpA(K) PhD dalam diskusi kesehatan bersama Sanofi Pasteur Indonesia, di Jakarta.

Baca Juga

Penyakit influenza merupakan penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini mudah menular melalui udara dan percikan ludah dari orang yang lebih dulu terinfeksi.

Ada beragam gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita penyakit influenza. Beberapa di antaranya adalah batuk, demam, sakit otot atau pegal linu, sakit kepala, lemas, pilek meler atau hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.

Penyakit influenza pada dasarnya bisa mengenai siapa saja. Akan tetapi ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini. Kelompok-kelompok ini di antaranya adalah anak-anak lansia, perempuan hamil, dan penderita penaykit kronis.

Pada kelompok-kelompok berisiko tinggi ini, penyakit influenza dapat memunculkan beragam komplikasi. Beberapa di antranya adalah radang paru atau pneumonia, infeksi telinga, dan sinusitif.

Selain itu, penyakit influenza juga dapat memperburuk kondisi kesehatan orang-orang yang sudah menderita penyakit kronis. World Heart Federation misalnya, mengungkapkan bahwa infeksi saluran napas oleh virus influenza dapat meingkatkan risiko strok dan serangan jantung hingga 3-5 kali lipat dalam waktu tiga hari setelah terinfeksi.

"Penderita diabetes enam kali lebih sering dirawat, tiga kali lebih besar berisiko meninggal dibandingkan non diabetes kalau influenza," lanjut Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD K-AI.

Penyakit influenza yang kerap disepelekan ini juga dapat berujung pada kematian. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada sekitar 500.000 kematian akibat influenza di dunia per tahun. Sekitar 70 persen dari kasus kematian tersebut dialami oleh lansia.

Karena penyakit ini mudah menular dan memiliki dampak serius, pencegahan penyakit influenza menjadi kunci penting. Saat ini, risiko penularan penyakit influenza bisa dicegah dengan vaksin influenza.

Vaksinasi influenza perlu dilakukan setiap tahun. Alasannya, virus influenza selalu bermutasi dari waktu ke waktu. Seseorang yang sudah mendapatkan vaksin influenza memang masih memiliki kemungkinan untuk terkena penyakit influenza. Akan tetapi, orang yang sudah mendapatkan vaksin influenza akan lebih terlindungi dari risiko komplikasi.

Selain memberi perlindungan dari risiko penularan, vaksinasi influenza juga memberi manfaat kesehatan khususnya bagi penderita penyakit kardiovaskular. Penderita kardiovaskular yang mendapatkan vaksinasi influenza memiliki risiko serangan jantung yang lebih rendah 67 persen dan risiko strok yang lebih rendah 24 persen.

Vaksin influenza bisa diberikan sejak usia enam bulan hingga lansia. Dosis pemberian vaksin influenza untuk semua kelompok usia adalah satu dosis.

"Vaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah infeksi dan komplikasi yang ditimbulkan oleh virus influenza," terang Samsuridjal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement