Selasa 28 May 2019 02:18 WIB

Trik Berbicara dengan Anak Soal Nilai Rapornya

Nilai rapor anak Anda "kebakaran"?

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Dua orang siswa sekolah dasar negeri didampingi orang tua murid mengambil Rapor di SDN 01 Pagi Besuki Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/1).
Foto: Antara
Dua orang siswa sekolah dasar negeri didampingi orang tua murid mengambil Rapor di SDN 01 Pagi Besuki Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA — Mungkin banyak orang tua menemukan anak yang cerdas, tetapi mereka tidak cukup berusaha. Padahal, jika anak tersebut mau berjuang, mereka akan mendapatkan nilai yang jauh lebih baik.

Ketika nilai di rapor anak-anak mulai merosot, orang tua sebaiknya mengajak buah hatinya bicara. Anggota The Ethics Center, Dr Matt Beard memiliki trik memulai berbicara dengan anak tentang kinerja mereka di sekolah.

Pertama, menurut Beard, orang tua harus memperjelas hal apa yang ingin dibicarakan dengan anak. Misalnya, tanyakan apakah ada masalah di sekolah.

Tak adil jika menyalahkan anak semata atas nilai rapornya yang "kebakaran". Di kelas, ada peran guru yang tak bisa dipisahkan. Kalau itu bukan masalahnya, gali lagi sisi yang lain.

“Mungkin saja anak Anda sesungguhnya tidak bermalas-malasan, tetapi ia hanya kesulitan dengan materi pelajarannya,” ujar Beard, seperti yang dilansir dari ABC, Senin (27/5).

Ada pandangan luas di masyarakat bahwa prestasi berkorelasi langsung dengan upaya. Jika tidak mendapat hasil yang diinginkan, berarti anak tidak berusaha cukup keras.

Menurut Beard, pandangan itu tidak masuk akal. Ia mengungkapkan, kesuksesan anak tidak hanya dari usaha, tetapi juga posisi sosial, kemampuan alamiah, dan keberuntungan mereka.

“Memberi tahu anak Anda untuk bekerja lebih keras jika mereka sudah melakukan yang terbaik, itu sama saja menafikkan upaya mereka dan membunuh motivasi mereka,” katanya.

Kedua, Beard menyarankan orang tua untuk memberi pemahaman pada anak tentang arti mendapatkan nilai baik. Bagi Beard, sangat penting mengingat nilai yang diterima siswa hanya penting secara etis, yakni nilai yang mencerminkan kualitas atas nama siswa atau membantu siswa berkembang di masa depan.

Jika orang tua ingin anaknya lebih menyukai diri sendiri, mereka harus membantu anak-anaknya memperhatikan salah satu dari dua hal itu. Yang terpenting, menurut Beard, orang tua tidak mulai mendorong anaknya untuk mendapatkan sekadar nilai A.

Sebaliknya, bantu mereka menemukan nilai dan makna dalam hal-hal yang mereka lakukan dan harus mereka kerjakan Anak harus mampu melihat ada untungnya meraih nilai yang baik.

Ajak mereka merenungkan kelak ingin jadi orang seperti apa dan bagaimana nilai bisa membantu mereka mewujudkan cita-cita itu. Beard mengatakan, anak-anak perlu dibantu untuk menyadari bahwa nilai-nilai kebajikan, seperti ketekunan dan disiplin diri adalah kualitas yang berharga di bidang kehidupan yang mereka minati. Entah itu di olahraga, upaya menjalin hubungan, atau apapun yang mereka minati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement