Rabu 13 Mar 2019 08:00 WIB

Myasthenia Gravis, Autoimun Penyerang Saraf Mata

Mayoritas pasien Myasthenia Gravis adalah perempuan di bawah 40 tahun.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Myasthenia Gravis (MG) adalah gangguan pada saraf terutama sambungan otot dan saraf.
Foto: wikipedia
Myasthenia Gravis (MG) adalah gangguan pada saraf terutama sambungan otot dan saraf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis saraf dari RS Omni Pulomas, dr Zicky Yombana SpS menjelaskan autoimun pada saraf ada banyak jenisnya. Salah satunya adalah Myasthenia Gravis (MG).

"Ini adalah gangguan pada saraf terutama sambungan otot dan saraf. Gangguan khas kelemahan berulang pada otot yang sering digunakan yaitu kelopak mata. Kelopak mata bisa terbuka diangkat oleh otot. Otot ini yang bisa membuat kelopak mata turun dan naik," ujarnya disela talkshow Kenali Autoimun pada Saraf, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Selain kelopak mata, pergerakan bola mata juga membutuhkan otot. Pada bagian ini juga serig mengalami gangguan yang menyebabkan ketidaksimbangan. Bola mata satu bergerak sedangkan sebelahnya tidak. Hal ini menyebabkan pandangan menjadi dobel.

"Khasnya akan membaik ketika istirahat. Lama-lama dipakai lagi, kumat lagi," ujar dokter Zicky yang juga menderita MG sejak tahun 2012.

Pada pasien MG, gejala yang bisa berakibat fatal adalah otot napas yang mengalami gangguan. Kalau otot napas lelah, maka tidak bisa mengembangkan dada, pasien bisa mengalami gagal napas.

Pengurus Pusat dari Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia, Destriana Sari menambahkan MG merupakan autoimun yang langka. Hanya 1 bandng 100 ribu kejadiannya. Penyakit ini menyerang usia produktif. Mayoritas pasiennya adalah perempuan di bawah usia 40 tahun, sedangkan laki-laki diatas 60 tahun.

Gejala Myasthenia Gravis diantaranya kelopak mata jatuh, pandangan dobel, lidah kaku sehingga bicara cadel dan sulit menelan, otot muka kaku, napas berat dan sesak juga tangan dan kaki lemas.

Pengobatan untuk MG bisa dengan obat-obatan seperti mestinon, penekan imun, steroid. Juga bisa dengan tindakan plasmapheresis atau operasi pengangkatan kelenjar timus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement