Rabu 13 Mar 2019 07:08 WIB

Autoimun Juga Bisa Menyerang Saraf

Autoimun bisa menyerang banyak organ tubuh dari kulit hingga otak.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit autoimun.
Foto: Picpedia
Penyakit autoimun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit autoimun beberapa tahun terakhir mulai dikenal publik. Penyakit autoimun bukanlah penyakit baru. Hanya saja dulu banyak masyarakat yang belum mengenal penyakit ini. Ditambah dunia kedokteran yang terus berkembang dan menemukan jenis penyakit autoinun lainnya

Dokter spesialis saraf dari RS Omni Pulomas, dr Zikcy Yombana SpS menjelaskan autoimun ini gambaran kasarnya mirip respons alergi. Alergi cenderung makan udang gatal, kena debu bersin dan pilek, tapi kalau autoimun yang alergi lebih dari itu.

Baca Juga

Autoimun berasal dari kata auto yang artinya diri sendiri, dan imun yang berarti daya tahan tubuh. "Jadi autoimun itu adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh daya tahan tubuh," jelasnya disela talkshow Kenali Autoimun pada Syaraf di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penyakit autoimun ini bisa menyerang banyak organ tubuh mulai dari yang terluar seperti kulit, sampai organ dalam seperti saraf, hati, ginjal bahkan otak. "Bisa menyerang sekarang bagian tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki termasuk kulit," ungkapnya.

Autoimun juga menyerang syaraf. Syaraf adalah suatu sistem yang mengatur pergerakan bahkan mengatur kehidupan dari makhluk hidup. Terutama untuk manusia dan hewan.

Manusia bisa bergerak karena memiliki otak yang bisa mengatur kita berbicara, makan, bergerak, dan lainnya. Dari kepala keluar kabel yang lari ke tangan usus segala macam. Itu disebut sistem saraf.

Otak diibaratkan dokter Zicky komputer sangat canggih yang mengatur dan menjaga manusia. Dalam otak ada sistem saraf motorik untuk gerak, otonom (tidak bisa diatur) dan sensorik.

Autoimun pada sistem saraf, gejalanya tergantung dari sistem mana yang kena. Bisa motorik, sensorik bisa otonom. Bisa dua sistem saraf bahkan bisa tiga sekaligus.

Tapi mayoritas masyarakat lebih mewaspadai kalau keganggu motoriknya. Contoh orang tidak kelair keringat atau baal, mereka tidak akan hiruakan. Sedanhkan kalau lumpuh mereka langsung berobat.

Menurutnya semua orang bisa terkena autoimun. Segala usia walaupun paling banyak usia produktif. Untuk jenis kelamin perempuan ternyata lebih banyak mengidap autoimun dibanding laki-laki Karena ada teori, autoimun meningkat karena estrogen pada wnaita.

"Usia laki-laki kena pada lebih dewasa 30 atau 40 tahun. Sedangkan perempuan kena lebih muda bisa mulai remaja."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement