Jumat 15 Feb 2019 13:31 WIB

Ertanto Robby Angkat Kisah Hidup Biarawati

Ave Maryam bukanlah sebuah film religi.

Maudy Koesnaedi
Foto: dok Republika
Maudy Koesnaedi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan para biarawati jarang sekali diekspos dalam sebuah film. Sutradara Ertanto Robby pun mengangkat kisah biarawati melalui film Ave Maryam.

Film ini becerita tentang Suster Maryam (Maudy Koesnaedi), seorang biarawati yang bertugas mengurus para biarawati tua di sebuah kesusteran. Pada suatu hari Romo Martin (Joko Anwar) mengenalkan Suster Monic (Tutie Kirana) sebagai penghuni baru. Suster Monic juga ditemani oleh Romo Yosef (Chicco Jerikho).

Keahlian Romo Yosef dalam bermain musik membuat Suster Maryam jatuh hati padanya. Begitu juga dengan Romo Yosef yang menaruh perhatian pada Suster Maryam dan kerap pergi berdua.

Hubungan cinta antara Romo Yosef dan Suster Maryam jelas sangat terlarang untuk seorang pastor dan biarawati. Sebab mereka telah terikat dengan kaul atau janji yang telah diucapkan kepada Tuhan, salah satunya adalah dengan tidak menikah.

Pada bagian awal film, Ertanto membuat alur ceritanya berjalan lambat. Sedikit dialog dan lebih banyak keheningan. Perlahan, dia mulai mempercepat ritmenya hingga mencapai kisah klimaks. Seperti olahraga, Ertanto membuat pemanasan, inti dan ditutup dengan pendinginan.

Secara garis besar, Ave Maryam adalah film cinta tapi bukan percintaan biasa. Ertanto meletakkan fokusnya pada pergolakan batin seorang suster yang penting untuk diketahui dalam kehidupan sehari-hari mereka, antara menaati janji atau mengikuti hasrat hati.

Pergolakan batin Suster Maryam begitu terasa ketika dia mendapat pesta kejutan ulang tahun dari para biarawati di kesusteran.

Kisah cinta Suster Maryam dan Romo Yosef juga tidak digambarkan melalui adegan mesra atau kata-kata manis, namun dalam bentuk tatapan, senyuman, dan tangis. Film ini pun tidak menggunakan banyak dialog, hanya selintas tapi maknanya tersampaikan dengan jelas.

Ave Maryam bukanlah sebuah film religi, namun hanya meminjam kehidupan para biarawati yang dikenal taat dan tidak neko-neko. Film ini telah lebih dulu diputar di Cape Town Film Festival 2018, Hanoi Film Festival 2018, Hong Kong Asian Film Festival 2018, Jogja-NETPAC 2018 dan akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 11 April 2019.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement